Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Serangga pemakan-daun
Unduh: Modul 5: Hama dan Penyakit
Contents
Latar belakang
Ada beberapa jenis hama serangga pemakan ulat yang biasa ditemukan pada perkebunan kelapa sawit. Yang paling dikenal di kawasan Asia Tenggara adalah ulat kantong (Pteroma pendula, Metisa plana, Mahsena corbetti), ngengat tussock (Dasychira spp., Orgyia spp.), dan ulat api (Darna trima, Setora nitens, Setothosea asigna, lihat Gambar 8).
Setiap jenis serangga ini memakan bagian daun kelapa sawit, sehingga keberadaan mereka sangat mudah dikenali dengan adanya lubang-lubang pada daun (lihat Gambar 9). Pada perkebunan yang terserang parah, hanya tulang daun saja yang tersisa, sehingga pohon sawit tidak mampu menangkap sinar matahari dengan baik dan hasil panen akan menurun tajam. Pencegahan dan pengaturan agar hama tidak membludak menjadi sangat penting.
Musuh alami hama ini adalah serangga pembunuh hama, contohnya dengan menaruh telur mereka pada larva hama. Musuh alami hama serangga pemakan daun hidup di area gulma di dalam maupun di sekitar areal perkebunan (lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan untuk saran-saran bagaimana cara mengatur gulma). Jika semua gulma dimusnahkan, maka musuh alami hama akan mati atau pindah ke areal lain, sehingga akan hama serangga pemakan daun akan mudah muncul. Tapi, meskipun perkebunan telah dirawat dengan baik, hama ini masih tetap bisa muncul.
Mengatur keberadaan hama membutuhkan pemantauan yang seksama dan penggunaan bahan kimia berbahaya dengan tepat. Keduanya harus dilakukan oleh pekerja terlatih. Jika kelompok tani ingin melaksanakan proses pemantauan dan membentuk tim penyemprotan, sangat penting untuk meminta bantuan kepada penyuluh lapangan atau perusahaan perkebunan sekitar. Dalam buku panduan ini, kita hanya membahas pertimbangan prefentif, karena pemantauan dan penyemprotan perlu diajarkan di lapangan oleh para profesional ahli di bidang ini.
Tujuan
Menjaga agar kerusakan akibat serangga pemakan daun kelapa sawit dapat ditekan di angka minimum.
Standarisasi
Perawatan perkebunan ditingkatkan lagi dari sebelumnya dan pengenalan pengendalian biologis dari populasi serangga pemakan daun.
Peralatan dan perlengkapan
Benih dan tumbuhan menguntungkan lainnya.
Tabel 1: Tanaman-tanaman menguntungkan
Nama ilmiah | Nama lokal Indonesia |
---|---|
Turnera subulata (bunga putih) | Bunga pukul delapan |
Turnera ulmifolia (bunga kuning) | Bunga pukul delapan |
Cassia tora, Cassia cobanensis | Ketepeng cina |
Spermacoce alata | Rumput setawar |
Elephantopus tomentosus | Kaki gajah |
Antigonon leptopus | Air mata pengantin |
Euphorbia heterophylla | Patikan kebo |
Waktu pelaksanaan
- Penanaman gulma menguntungkan: pada awal rehabilitasi perkebunan;
- Melakukan pemeliharaan gulma yang tepat: berkelanjutan.
Kebutuhan waktu tenaga kerja
Tergantung dari banyaknya gulma menguntungkan yang ditanam.
Tenaga kerja
Para petani beserta keluarganya atau karyawan harian lepas.
Cara pelaksanaan
- Rawat kanopi tanaman penutup tanah yang tumbuh rapat (lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan);
- Tanam gulma yang secara khusus mengundang musuh alami hama (misalnya Cassia cobanensis, Euphorbia heterophylla, Antigonon leptopus, Turnera subulata) (lihat Gambar 10).
Catatan: Gulma-gulma ini biasanya tidak toleran atas kurangnya penerimaan sinar matahari dan oleh sebab itu seharusnya ditanam di tepi jalan atau di tempat terbuka yang sawitnya ditemukan mati.
Pencatatan data
Setiap aktivitas pencegahan harus selalu dicatat kedalam buku catatan harian seperti ditunjukkan dalam contoh berikut.
Tanggal | Jam | Lokasi | Aktivitas | Tipe input | Jumlah input | Biaya input | Input tenaga kerja | Ongkos tenaga kerja | |
Karyawan | Jam kerja | ||||||||
16/01/13 | Ancak 3 | Penanaman Euphorbia heterophylla | Benih Euphorbia heterophylla | 3 | 8 | 240000 |
Referensi
- ↑ L.P. Koh, 2006, Oil palm: pest, Nettle caterpillar, Flickr, https://www.flickr.com/photos/drlianpinkoh/5391807353, Accessed 20 July 2015.
Sumber
Penjelasan tentang Serangga pemakan-daun diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 5: Hama dan Penyakit untuk informasi lebih lanjut.