Panen Air Hujan / Panen Air Hujan Langsung in Situ
Di daerah dengan iklim arid (gersang) dan semi-arid, yang bercurah hujan rendah atau jarang hujan selama musim kemarau, perlu untuk menyimpan jumlah air hujan semaksimal mungkin selama musim hujan untuk digunakan nanti, terutama untuk kebutuhan lahan pertanian dan rumah tangga. Salah satu metode yang sering digunakan dalam pemanenan air hujan adalah penyimpanan air hujan in situ. Daerah yang memiliki topografi rendah merupakan tempat yang ideal untuk pemanenan air hujan in situ. Teknik ini telah digunakan di daerah arid dan semi-arid di Timur Laut Brasil, Argentina, dan Paraguay, terutama untuk tujuan irigasi. Teknologi in situ meliputi membuat penyimpanan tersedia di daerah tempat air akan didayagunakan.
Pada umumnya teknologi ini sederhana dan mudah digunakan. Instansi pemerintah dan komunitas petani pada umumnya bekerja bersama untuk mendukung dan mempromosikan penyimpanan air hujan in situ. Program pendidikan dan informasi semestinya diberikan untuk memberi informasi kepada pengguna mengenai manfaat teknologi ini, dan sarana menerapkan pemanenan air hujan sambil mencegah pengikisan tanah.
Contents
Kondisi yang Sesuai
Teknologi ini meningkatkan pasokan air untuk tujuan irigasi di daerah arid dan semi-arid. Teknologi ini mempromosikan praktik pengelolaan yang lebih baik dalam pembudidayaan jagung, kapas, sorgum, dan berbagai tanaman lainnya. Teknologi ini juga menyediakan tambahan pasokan air bagi kebutuhan hewan ternak dan kebutuhan rumah tangga.
In situ dapat diterapkan di daerah bertopografi rendah dalam iklim arid atau semi-arid.
Penggunaan dalam skala meluas ditemukan di bagian timur laut Brasil, derah Chaco di Paraguay, dan di Argentina. Ini dapat digunakan untuk menambah pasokan air untuk tanaman, ternak, dan kebutuhan rumah tangga. Dengan mekanisasi pertanian, penggunaan teknologi ini telah berkurang, namun masih direkomendasikan untuk daerah tempat volume curah hujannya kecil dan bervariasi. Pendekatan yang digunakan utamanya bergantung pada ketersediaan perlengkapan, praktik pertanian dan peternakan yang dilakukan, dan jenis tanah.
Penerimaan Secara Budaya
Pemanenan air hujan in situ telah dipraktikkan selama bertahun-tahun oleh masyarakat pertanian di timur laut Brasil, Paraguay, dan Argentina. Masyarakat pertanian di daerah arid dan semi-arid lainnya dapat dengan cepat meningkatkan pengairan dan produktivitas pertanian mereka dengan menggunakan teknik ini.
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
- Teknologi ini membutuhkan tambahan usaha yang minimal. - Teknologi ini menawarkan keluwesan penerapan; parit dapat dibangun sebelum atau setelah penanaman. |
- Pemanenan air hujan in situ tidak dapat diterapkan jika kemiringan muka tanah melebihi 5%. |
Desain & pembangunan
Semua sistem pemanenan air hujan memiliki tiga komponen: wilayah pengumpulan, sistem pengaliran, dan wilayah penyimpanan. Dengan penerapan ini, pengumpulan dan penyimpanan tersedia dalam bentangan tersebut. Cekungan topografis adalah wilayah ideal untuk pengumpulan dan penyimpanan. Dalam banyak situasi, daerah-daerah seperti itu bersifat impermeabel, karena di bawahnya dilapisi tanah lempung yang meminimalisir peresapan air. Metode pemanenan air hujan in situ, termasuk persiapan situs di wilayah pertanian di Brasil, diuraikan di bawah ini.
Penggunaan Cekungan Topografis Sebagai Wilayah Pemanenan Air Hujan
Di Paraguay, daerah bertopografi rendah yang digunakan sebagai penyimpanan air hujan dikenal sebagai tajamar. Tajamar dibangun di daerah dengan tanah lempung setidaknya sedalam 3 meter. Tajamar dihubungkan oleh kanal penyalur yang mengalirkan air dari daerah penyimpanan menuju daerah yang membutuhkan. Daerah pengumpulan dan penyimpanan perlu dipagari untuk menghindari kontaminasi oleh hewan. Teknologi ini biasanya dipadukan dengan tangki penyimpanan yang terbuat dari tanah liat. Air dialirkan dari daerah pengumpulan air hujan in situ ke tangki penyimpanan menggunakan pompa, biasanya dengan tenaga kincir angin, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.
Air yang disimpan dalam tajamar biasanya digunakan untuk memberi minum hewan ternak dan dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga setelah penyaringan dan/atau klorinasi. Tajamar tunggal pun telah digunakan sebagai sarana buatan untuk mengisi ulang air tanah akuifer. Tajamar yang dibangun di daerah Chaco, Paraguay, telah menghasilkan sampai dengan 6.900 m3/tahun pengisian ulang akuifer.
Penggunaan Parit Sebagai Daerah Penyimpanan Air Hujan
Parit dapat digunakan sebagai sarana in situ untuk menyimpan air hujan yang dipanen. Parit dapat dibangun sebelum atau sesudah penanaman untuk menyimpan air untuk penggunaan nantinya oleh tanaman tersebut. Variasi penggunaan cekungan topografis untuk menyimpan air hujan, metode ini menggunakan selokan yang diratakan di antara galur tanaman untuk menyimpan air. Parit juga bisa memiliki bendungan tanah atau perintang setiap 2 atau 3 meter sepanjang barisan untuk menahan air selama periode lebih panjang dan menghindari limpasan air permukaan dan pengikisan berlebihan. Terasering juga dapat digunakan untuk memerangkap air dalam parit, atau daerah yang tidak ditanami dapat disisakan di antara barisan, masing-masing diberi jarak antara 1 meter, untuk membantu menangkap air hujan yang jatuh di permukaan tanah antar parit.
The Guimarães Duque
Metode Guimarães Duque dikembangkan di Brasil pada tahun 1950-an, dan menggunakan parit dan bak terasering, yang digali tegak lurus untuk menahan air menggunakan setidaknya tiga buah cakram bajak reversibel. Parit biasanya ditempatkan di ujung zona tanam.
Biaya, pengoperasian & pemeliharaan
Teknologi ini membutuhkan sangat sedikit pemeliharaan begitu tempatnya sudah dipilih dan disiapkan. Perawatan utamanya dilakukan selama aktivitas pertanian normal sehari-hari, dan utamanya meliputi membersihkan tempat pengumpulan dari sampah dan tumbuhan yang tidak diinginkan. Ketika hanya sebagian galur yang ditanami, melakukan rotasi tempat yang dibajak memungkinkan perawatan efisien dari tempat penampungan yang tersedia.
Biaya sistem pengumpulan air hujan in situ adalah minimal. Biaya utama teknologi ini ada di peralatan dan usaha yang diperlukan untuk membangun pagar dan parit. Tabel 1 menunjukkan taksiran biaya berbagai metode persiapan situs di wilayah pertanian Brasil. Lebih lanjut, biaya pembangunan sebuah tajamar di Paraguay dilaporkan sekitar 4.500 Dolar. Biaya ini meliputi tidak hanya biaya persiapan tanah, namun juga biaya perlengkapan pendukung seperti tangki penyimpanan dan kincir angin seperti yang ditunjukkan dalam rancangan di Gambar 1.
Table 1. Biaya Perkiraan ($) Berbagai Metode Persiapan Untuk Daerah Pengumpulan Air Hujan di Wilayah Pertanian Brasil.
Metode | Peralatan Dasar | Penggunaan Tenaga Hewan | Total | Biaya Penerapan Per Jam |
---|---|---|---|---|
Selokan tanah datar | 150.00 | 300.00 | 450.00 | 0.96 |
Parit pasca-penanaman | 80.00 | 300.00 | 380.00 | 0.90 |
Parit sebelum penanaman | 180.00 | 70.00 | 250.00 | 0.90 |
Parit dengan penghalang | 180.00 | 70.00 | 250.00 | 0.90 |
Terasering | 1,500.00 | 1,000.00 | 2,500.00 | 12-15 |
Parit di sebagian wilayah | 100.00 | 80.00 | 180.00 | 0.70 |
Metode Guimarães Duque | ... | ... | ... | 12-15 |
Pengembangan Teknologi Lebih Lanjut
Peralatan yang digunakan dalam pembangunan parit dan tempat penyimpanan harus dikembangkan. Bajak dan traktor yang relatif tidak mahal dapat mengurangi biaya penerapan teknologi dan memberikan sumbangsih bagi lebih tersebarluasnya teknologi ini di kalangan petani skala kecil. Metode pelestarian tanah yang baru harus dijajaki.
Panduan, video, dan tautan
Kontak
- José Barbosa dos Anjos, Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (EMBRAPA), Centro de Pesquisa Agropecuaria do Trópico Semi-Árido (CPATSA), BR-428 km 152, Zona Rural, Caixa Postal 23, 56300-000 Petrolina, Pernambuco, Brasil. Tel. (55-81)862-1711. Fax (55-81)862-1744. E-mail: [email protected].
- Everaldo Rocha Porto, Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (EMBRAPA), Centro de Pesquisa Agropecuaria do Trópico Semi-Árido (CPATSA), BR-428 km 152, Zona Rural, Caixa Postal 23, 56300-000 Petrolina, Pernambuco, Brasil. Tel. (55-81)862-1711. Fax (55-81)862-1744. E-mail: [email protected].
- Luiza Teixeira de Lima Brito, Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (EMBRAPA), Centro de Pesquisa Agropecuaria do Trópico Semi-Árido (CPATSA), BR-428 km 152, Zona Rural, Caixa Postal 23, 56300-000 Petrolina, Pernambuco, Brasil. Tel. (55-81)862-1711. Fax (55-81)862-1744. E-mail: [email protected].
- Eduardo Torres, Instituto Argentino de Investigaciones de las Zonas Aridas (IADIZA), Dependiente del Consejo Nacional de Ciencia y Tecnologia (CONICET), Universidad Nacional de Cuyo y Gobierno de la Provincia de Mendoza, Casilla de Correo 507, 5500 Mendoza, República Argentina. Fax (54-61)287955.
- Maria Sonia Lopes da Silva, Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (EMBRAPA), Centro de Pesquisa Agropecuaria do Trópico Semi-Árido (CPATSA), BR-428 km 152, Zona Rural, Caixa Postal 23, 56300-000 Petrolina, Pernambuco, Brasil. Tel. (55-81)862-1711. Fax (55-81)862-1744. E-mail: [email protected].
- Aderaldo de Souza Silva, Empresa Brasileira de Pesquisa Agropecuaria (EMBRAPA), Centro Nacional de Pesquisa de Monitoramento e Avaliacao de Impacto Ambientalt (NPMA), Rodovia SP-340 km 127.5, Bairro Tanquinho Velho, Caixa Postal 69, 13820-000 Jaguariuna, São Paulo, Brasil. Tel.(55-4198)67-5633. Fax (55-4198)67-5225.
- Informasi wiki luas mengenai air yang digunakan untuk pertanian Agropedia
Rujukan
Buku Referensi Teknologi Alternatif untuk Menambah Jumlah Air Segar di Amerika Latin dan Karibia. 1.2 Pemanenan air hujan in situ. UNEP - International Environmental Technology Centre United Nations Environment Programme. Unit of Sustainable Development and Environment General Secretariat, Organization of American States, Washington, D.C., 1997.