Difference between revisions of "Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Pruning"

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
 
 
(One intermediate revision by one other user not shown)
Line 1: Line 1:
 +
{{English-Bahasa-box|english_link= Sustainable Oil Palm Farming / Pruning | indonesian_link= Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Pruning}}
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
Line 7: Line 8:
 
Proses pruning atau pemangkasan (pembuangan pelepah-pelepah daun tua dan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit) yang baik sangat penting untuk penggunaan pupuk yang lebih efisien dan untuk mewujudkan akses perkebunan yang lebih mudah. Oleh karena itu, jumlah daun optimal harus tetap dipertahankan pada setiap pohon sawit.  
 
Proses pruning atau pemangkasan (pembuangan pelepah-pelepah daun tua dan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit) yang baik sangat penting untuk penggunaan pupuk yang lebih efisien dan untuk mewujudkan akses perkebunan yang lebih mudah. Oleh karena itu, jumlah daun optimal harus tetap dipertahankan pada setiap pohon sawit.  
  
Saat melakukan pemangkasan, ingatlah:
+
Saat melakukan pruning, ingatlah:
 
* Lebih banyak pelepah akan lebih baik untuk proses produksi (sawit menerima lebih banyak sinar matahari)
 
* Lebih banyak pelepah akan lebih baik untuk proses produksi (sawit menerima lebih banyak sinar matahari)
 
* Pelepah yang mati atau akan mati menahan unsur hara yang seharusnya didaur ulang
 
* Pelepah yang mati atau akan mati menahan unsur hara yang seharusnya didaur ulang
 
* Jika sawit berukuran tinggi, akan lebih sulit untuk melakukan proses panen yang baik jika pelepahnya terlalu banyak
 
* Jika sawit berukuran tinggi, akan lebih sulit untuk melakukan proses panen yang baik jika pelepahnya terlalu banyak
  
Pruned leaves decompose fastest when they are in touch with the soil and form an important source of food for palm roots. By stacking the fronds in a box shape, the nutrients and the organic matter are spread out, and the leaves decompose faster because the stacks are not too high. Stacking leaves also keeps them out of the harvester’s way, and helps to prevent soil erosion.
+
Pelepah dalam proses pruning akan lebih cepat terurai jika mereka bersentuhan dengan tanah dan akan membentuk sumber pangan yang penting untuk akar sawit. Dengan menumpuk pelepah sawit dalam bentuk kotak, unsur hara dan materi organik akan tersebar, dan pelepah akan terurai lebih cepat karena tumpukan dibuat tidak terlalu tinggi. Menumpuk pelepah juga memberikan ruang bagi pemanen agar lebih leluasa bergerak, dan mencegah terjadinya erosi tanah.
  
====The appearance and organisation of oil palm leaves====
+
====Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit====
[[Image:oil-palm-3.8-figure21.png|thumb|right|200px|Figure 21: Appearance and organisation of leaves in oil palm]]
+
[[Image:oil-palm-3.8-figure21.png|thumb|200px|Gambar 21: Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit]]
  
The youngest leaves appear on the top and the older ones are at the bottom:
+
Pelepah termuda muncul di bagian puncak dan yang lebih tua berada di bagian bawah:
* The leaves grow in spirals of eight (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.8-figure21.png Figure 21])
+
* Pelepah sawit tumbuh membentuk delapan spiral (lihat [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.8-figure21.png Gambar 21])
* Leaf 1 is the youngest fully open leaf, on the top of the palm
+
* Pelepah 1 yang sepenuhnya pelepah terbuka termuda, berada di puncak sawit
* The leaf beneath Leaf 1 is Leaf 9 (1+8, because there are eight leaves on one spiral)
+
* Pelepah di bawah Pelepah 1 adalah Pelepah 9 (1+8, karena ada delapan pelepah dalam satu spiral)
* The leaf below Leaf 9 is Leaf 17
+
* Pelepah di bawah Pelepah 9 adalah Pelepah 17
* The leaf below Leaf 17 is Leaf 25, then Leaf 33, Leaf 41 and so on
+
* Pelepah di bawah Pelepah 17 adalah Pelepah 25, lalu Pelepah 33, Pelepah 41 dan seterusnya
  
About two new leaves appear per month. New leaves appear faster in young palms and slower in old palms. An '''inflorescence''' (a stalk with many flowers) is formed above each leaf, which can become male or female ([http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.1-figure5a.png Figure 5 male] / [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.1-figure5b.png Figure 5 female]), or be aborted (no inflorescence at all). If the palm is stressed (e.g. by drought or lack of nutrients), more male inflorescences are formed and more inflorescences are aborted. Female inflorescences form bunches which are usually ripe about 16 months (32 leaves) after the supporting leaf has appeared and six months after the inflorescence has opened.
+
Sekitar 2 pelepah baru tumbuh setiap bulan. Pelepah baru muncul lebih cepat pada sawit muda dan lebih lambat pada sawit tua. '''Bunga kelapa sawit''' (tangkai dengan banyak bunga) terbentuk diatas tiap pelepah, yang bisa menjadi jantan atau betina ([http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.1-figure5a.png Gambar 5 jantan] / [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.1-figure5b.png Gambar 5 betina]), atau bisa juga teraborsi (tidak terdapat bunga sama sekali). Jika tanaman sawit dalam kondisi stress (misalnya karena kekeringan atau kekurangan unsur hara), maka akan terbentuk lebih banyak bunga jantan dan lebih banyak bunga yang teraborsi. Bunga betina membentuk tandan yang biasanya matang dalam kurun waktu 16 bulan (32 pelepah) setelah pelepah pendukung telah muncul dan 6 bulan setelah mengembangnya bunga.
  
===Goal===
+
===Tujuan===
* Enable palms to capture the maximum amount of sunlight
+
* Memungkinkan sawit untuk menerima jumlah maksimal sinar matahari
* Ensure there is no waste of nutrients in unproductive fronds
+
* Memastikan tidak adanya unsur hara yang terbuang pada pelepah yang tidak produktif
* Enable fast, easy and complete harvesting
+
* Memungkinkan proses panen yang cepat, mudah, dan tuntas
* Create a clean and efficiently organised plantation
+
* Mewujudkan perkebunan yang bersih dan tertata secara efisien
* Conserve soil quality and nutrients
+
* Mempertahankan kualitas  dan unsur hara tanah
* Enable fast decomposition of pruned fronds
+
* Memungkinkan penguraian yang cepat dari pelepah dalam proses pruning
  
===Standard===
+
===Standarisasi===
[[Image:oil-palm-3.8-figure22.png|thumb|right|200px|Figure 22: Over-pruning]]
+
[[Image:oil-palm-3.8-figure22.png|thumb|200px|Gambar 22: Pruning-yang-berlebihan]]
* Pruning only dead fronds in palms less than 4 years after planting
+
* Lakukan pruning hanya untuk pelepah mati pada sawit yang berumur kurang dari 4 tahun setelah ditanam
* Pruning down to 48—56 fronds per palm (or: 2—3 fronds below the last ripe bunch) for palms that are 5—7 years old
+
* Pruning hingga 48 – 56 pelepah per sawit (atau: 2-3 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 5-7 tahun
* Pruning down to 40—48 fronds per palm (or: 1—2 fronds below the last ripe bunch) for palms that are 8—15 years old
+
* Pruning hingga 40 – 48 pelepah per sawit (atau: 1-2 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 8-15 tahun
* Pruning down to ~40 fronds per palm (or: 1 frond below the last ripe bunch) for palms that are more than 15 years old
+
* Pruning hingga ~40 pelepah per sawit (atau: 1 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur lebih dari 15 tahun
* Fronds butts are cut off close to the trunk
+
* Pangkal pelepah dipotong sedekat mungkin dengan batang
* Fronds are cut in two and stacked on the frond stack in a box-shape, with the bottom part behind the palms and the top part between the palms
+
* Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan ditumpuk di tumpukan pelepah dengan bentuk kotak, dengan bagian bawah pelepah diletakkan di belakang sawit dan bagian atasnya diantara 2 pohon sawit
  
===Timing===
+
===Waktu pelaksanaan===
* Shortly before the peak production season (so that harvesting can be done more efficiently)
+
* Sesaat sebelum musim puncak produksi (sehingga proses panen bisa dilakukan dengan lebih efisien)
* During the dry period (if possible)
+
* Pada saat periode kering (jika memungkinan)
  
===Frequency===
+
===Frekuensi===
Twice per year
+
2 kali dalam setahun
  
===Labour time required===
+
===Kebutuhan waktu tenaga kerja===
Corrective pruning: 2 days per hectare
+
Corrective pruning: 2 hari per hektar
  
===Equipment and materials===
+
===Peralatan dan perlengkapan===
[[Image:oil-palm-3.8-figure23.png|thumb|right|200px|Figure 23: Frond stacking in box or U shape]]
+
[[Image:oil-palm-3.8-figure23.png|thumb|200px|Gambar 23: Penumpukan pelepah bentuk kotak atau U]]
* Chisel (for shorter palms)
+
* Tojok (untuk pelepah yang lebih pendek)
* Harvesting sickle (for tall palms)
+
* Egrek untuk panen (untuk sawit berukuran tinggi)
* Axe, chisel or bush knife (to cut the frond in two)
+
* Kapak, tojok, atau parang (untuk memotong pelepah menjadi dua bagian)
  
===Who===
+
===Tenaga kerja===
Farmers and their families or hired labourers
+
Para petani perkebunan dan anggota keluarganya atau karyawan harian lepas
  
===How===
+
===Cara pelaksanaan===
To prune oil palms:
+
Proses pruning kelapa sawit:
  
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
|width="15%" valign="top"|'''Step 1.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah 1.'''
|Cut off all dead and dying leaves.
+
|Potong semua pelepah mati dan yang hampir mati.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 2.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''2.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Count the number of remaining spirals and determine which leaves need to be cut off.  
+
|style="background:#f0f8ff;" |Hitung jumlah spiral yang tersisa dan tentukan pelepah mana yang perlu dipangkas.  
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 3.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''3.'''
|Cut the leaves as close to the trunk as possible, without damaging nearby bunches, fronds, or the palm trunk.
+
|Potong pelepah sedekat mungkin dengan batang, tanpa merusak tandan di sekitarnya, pelepah lainnya, atau batang sawit.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 4.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''4.'''
|style="background:#f0f8ff;" |After pruning, cut each leaf into two halves, and throw the bottom half (thick stem part with sharp spikes) onto the frond stack behind the palm to prevent injuries.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Setelah pemangkasan, potong setiap pelepah menjadi 2 bagian, dan tempatkan bagian bawahnya (bagian tangkai tebal dengan duri tajam) di tumpukan pelepah di belakang pohon untuk menghindari resiko terluka.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 5.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''5.'''
|Place the top half on the frond stack on the right or left side of the palm to make the so-called “box shape” (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.8-figure23.png Figure 23])  
+
|Tempatkan bagian atas potongannya di tumpukan pelepah pada sisi kanan dan kiri pohon sawit sehingga menyerupai ‘bentuk kotak’ (lihat [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-3.8-figure23.png Gambar 23])  
 
|}
 
|}
  
===Data recording===
+
===Pencatatan data===
Every pruning activity should be recorded in a logbook as shown in the example below.
+
Setiap aktivitas pruning harus selalu dicatat dalam buku catatan harian seperti ditunjukkan dalam contoh di bawah ini.
  
 
{|border="1" cellpadding="5" cellspacing="0"
 
{|border="1" cellpadding="5" cellspacing="0"
|rowspan="2" |'''Date'''
+
|rowspan="2" |'''Tanggal'''
|rowspan="2" |'''Time'''
+
|rowspan="2" |'''Jam'''
|rowspan="2" |'''Location'''
+
|rowspan="2" |'''Lokasi'''
|rowspan="2" |'''Activity'''
+
|rowspan="2" |'''Aktivitas'''
|rowspan="2" |'''Input type'''
+
|rowspan="2" |'''Tipe input'''
|rowspan="2" |'''Input amount'''
+
|rowspan="2" |'''Jumlah input'''
|rowspan="2" |'''Input costs'''
+
|rowspan="2" |'''Biaya input'''
|colspan="2" |'''Labour input'''
+
|colspan="2" |'''Input tenaga kerja'''
|rowspan="2" |'''Labour costs'''
+
|rowspan="2" |'''Ongkos tenaga kerja'''
 
|-
 
|-
|'''People'''
+
|'''Karyawan'''
|'''Hours'''
+
|'''Jam kerja'''
 
|-
 
|-
 
|16/01/13
 
|16/01/13
Line 111: Line 112:
 
|}
 
|}
  
===Acknowledgements===
+
===Sumber===
The material from ''Pruning'' is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) in August 2016. See [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-3-3rd-edition-2016-08.pdf Module 3: Plantation Maintenance] for more information.
+
Penjelasan tentang ''Pruning'' diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) pada bulan Agustus 2016. Lihat [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-3-3rd-edition-2016-08.pdf Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan] untuk informasi lebih lanjut.
  
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]

Latest revision as of 06:38, 4 January 2018

English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan

Latar belakang

Proses pruning atau pemangkasan (pembuangan pelepah-pelepah daun tua dan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit) yang baik sangat penting untuk penggunaan pupuk yang lebih efisien dan untuk mewujudkan akses perkebunan yang lebih mudah. Oleh karena itu, jumlah daun optimal harus tetap dipertahankan pada setiap pohon sawit.

Saat melakukan pruning, ingatlah:

  • Lebih banyak pelepah akan lebih baik untuk proses produksi (sawit menerima lebih banyak sinar matahari)
  • Pelepah yang mati atau akan mati menahan unsur hara yang seharusnya didaur ulang
  • Jika sawit berukuran tinggi, akan lebih sulit untuk melakukan proses panen yang baik jika pelepahnya terlalu banyak

Pelepah dalam proses pruning akan lebih cepat terurai jika mereka bersentuhan dengan tanah dan akan membentuk sumber pangan yang penting untuk akar sawit. Dengan menumpuk pelepah sawit dalam bentuk kotak, unsur hara dan materi organik akan tersebar, dan pelepah akan terurai lebih cepat karena tumpukan dibuat tidak terlalu tinggi. Menumpuk pelepah juga memberikan ruang bagi pemanen agar lebih leluasa bergerak, dan mencegah terjadinya erosi tanah.

Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit

Gambar 21: Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit

Pelepah termuda muncul di bagian puncak dan yang lebih tua berada di bagian bawah:

  • Pelepah sawit tumbuh membentuk delapan spiral (lihat Gambar 21)
  • Pelepah 1 yang sepenuhnya pelepah terbuka termuda, berada di puncak sawit
  • Pelepah di bawah Pelepah 1 adalah Pelepah 9 (1+8, karena ada delapan pelepah dalam satu spiral)
  • Pelepah di bawah Pelepah 9 adalah Pelepah 17
  • Pelepah di bawah Pelepah 17 adalah Pelepah 25, lalu Pelepah 33, Pelepah 41 dan seterusnya

Sekitar 2 pelepah baru tumbuh setiap bulan. Pelepah baru muncul lebih cepat pada sawit muda dan lebih lambat pada sawit tua. Bunga kelapa sawit (tangkai dengan banyak bunga) terbentuk diatas tiap pelepah, yang bisa menjadi jantan atau betina (Gambar 5 jantan / Gambar 5 betina), atau bisa juga teraborsi (tidak terdapat bunga sama sekali). Jika tanaman sawit dalam kondisi stress (misalnya karena kekeringan atau kekurangan unsur hara), maka akan terbentuk lebih banyak bunga jantan dan lebih banyak bunga yang teraborsi. Bunga betina membentuk tandan yang biasanya matang dalam kurun waktu 16 bulan (32 pelepah) setelah pelepah pendukung telah muncul dan 6 bulan setelah mengembangnya bunga.

Tujuan

  • Memungkinkan sawit untuk menerima jumlah maksimal sinar matahari
  • Memastikan tidak adanya unsur hara yang terbuang pada pelepah yang tidak produktif
  • Memungkinkan proses panen yang cepat, mudah, dan tuntas
  • Mewujudkan perkebunan yang bersih dan tertata secara efisien
  • Mempertahankan kualitas  dan unsur hara tanah
  • Memungkinkan penguraian yang cepat dari pelepah dalam proses pruning

Standarisasi

Gambar 22: Pruning-yang-berlebihan
  • Lakukan pruning hanya untuk pelepah mati pada sawit yang berumur kurang dari 4 tahun setelah ditanam
  • Pruning hingga 48 – 56 pelepah per sawit (atau: 2-3 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 5-7 tahun
  • Pruning hingga 40 – 48 pelepah per sawit (atau: 1-2 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 8-15 tahun
  • Pruning hingga ~40 pelepah per sawit (atau: 1 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur lebih dari 15 tahun
  • Pangkal pelepah dipotong sedekat mungkin dengan batang
  • Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan ditumpuk di tumpukan pelepah dengan bentuk kotak, dengan bagian bawah pelepah diletakkan di belakang sawit dan bagian atasnya diantara 2 pohon sawit

Waktu pelaksanaan

  • Sesaat sebelum musim puncak produksi (sehingga proses panen bisa dilakukan dengan lebih efisien)
  • Pada saat periode kering (jika memungkinan)

Frekuensi

2 kali dalam setahun

Kebutuhan waktu tenaga kerja

Corrective pruning: 2 hari per hektar

Peralatan dan perlengkapan

Gambar 23: Penumpukan pelepah bentuk kotak atau U
  • Tojok (untuk pelepah yang lebih pendek)
  • Egrek untuk panen (untuk sawit berukuran tinggi)
  • Kapak, tojok, atau parang (untuk memotong pelepah menjadi dua bagian)

Tenaga kerja

Para petani perkebunan dan anggota keluarganya atau karyawan harian lepas

Cara pelaksanaan

Proses pruning kelapa sawit:

Langkah 1. Potong semua pelepah mati dan yang hampir mati.
Langkah 2. Hitung jumlah spiral yang tersisa dan tentukan pelepah mana yang perlu dipangkas.
Langkah 3. Potong pelepah sedekat mungkin dengan batang, tanpa merusak tandan di sekitarnya, pelepah lainnya, atau batang sawit.
Langkah 4. Setelah pemangkasan, potong setiap pelepah menjadi 2 bagian, dan tempatkan bagian bawahnya (bagian tangkai tebal dengan duri tajam) di tumpukan pelepah di belakang pohon untuk menghindari resiko terluka.
Langkah 5. Tempatkan bagian atas potongannya di tumpukan pelepah pada sisi kanan dan kiri pohon sawit sehingga menyerupai ‘bentuk kotak’ (lihat Gambar 23)

Pencatatan data

Setiap aktivitas pruning harus selalu dicatat dalam buku catatan harian seperti ditunjukkan dalam contoh di bawah ini.

Tanggal Jam Lokasi Aktivitas Tipe input Jumlah input Biaya input Input tenaga kerja Ongkos tenaga kerja
Karyawan Jam kerja
16/01/13 Field 3 Pruning 1 16 160000

Sumber

Penjelasan tentang Pruning diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png