Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Pruning

From Akvopedia
< Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan
Revision as of 05:38, 4 January 2018 by Winona (talk | contribs)

(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan

Latar belakang

Proses pruning atau pemangkasan (pembuangan pelepah-pelepah daun tua dan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit) yang baik sangat penting untuk penggunaan pupuk yang lebih efisien dan untuk mewujudkan akses perkebunan yang lebih mudah. Oleh karena itu, jumlah daun optimal harus tetap dipertahankan pada setiap pohon sawit.

Saat melakukan pruning, ingatlah:

  • Lebih banyak pelepah akan lebih baik untuk proses produksi (sawit menerima lebih banyak sinar matahari)
  • Pelepah yang mati atau akan mati menahan unsur hara yang seharusnya didaur ulang
  • Jika sawit berukuran tinggi, akan lebih sulit untuk melakukan proses panen yang baik jika pelepahnya terlalu banyak

Pelepah dalam proses pruning akan lebih cepat terurai jika mereka bersentuhan dengan tanah dan akan membentuk sumber pangan yang penting untuk akar sawit. Dengan menumpuk pelepah sawit dalam bentuk kotak, unsur hara dan materi organik akan tersebar, dan pelepah akan terurai lebih cepat karena tumpukan dibuat tidak terlalu tinggi. Menumpuk pelepah juga memberikan ruang bagi pemanen agar lebih leluasa bergerak, dan mencegah terjadinya erosi tanah.

Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit

Gambar 21: Tampilan dan penataan pelepah kelapa sawit

Pelepah termuda muncul di bagian puncak dan yang lebih tua berada di bagian bawah:

  • Pelepah sawit tumbuh membentuk delapan spiral (lihat Gambar 21)
  • Pelepah 1 yang sepenuhnya pelepah terbuka termuda, berada di puncak sawit
  • Pelepah di bawah Pelepah 1 adalah Pelepah 9 (1+8, karena ada delapan pelepah dalam satu spiral)
  • Pelepah di bawah Pelepah 9 adalah Pelepah 17
  • Pelepah di bawah Pelepah 17 adalah Pelepah 25, lalu Pelepah 33, Pelepah 41 dan seterusnya

Sekitar 2 pelepah baru tumbuh setiap bulan. Pelepah baru muncul lebih cepat pada sawit muda dan lebih lambat pada sawit tua. Bunga kelapa sawit (tangkai dengan banyak bunga) terbentuk diatas tiap pelepah, yang bisa menjadi jantan atau betina (Gambar 5 jantan / Gambar 5 betina), atau bisa juga teraborsi (tidak terdapat bunga sama sekali). Jika tanaman sawit dalam kondisi stress (misalnya karena kekeringan atau kekurangan unsur hara), maka akan terbentuk lebih banyak bunga jantan dan lebih banyak bunga yang teraborsi. Bunga betina membentuk tandan yang biasanya matang dalam kurun waktu 16 bulan (32 pelepah) setelah pelepah pendukung telah muncul dan 6 bulan setelah mengembangnya bunga.

Tujuan

  • Memungkinkan sawit untuk menerima jumlah maksimal sinar matahari
  • Memastikan tidak adanya unsur hara yang terbuang pada pelepah yang tidak produktif
  • Memungkinkan proses panen yang cepat, mudah, dan tuntas
  • Mewujudkan perkebunan yang bersih dan tertata secara efisien
  • Mempertahankan kualitas  dan unsur hara tanah
  • Memungkinkan penguraian yang cepat dari pelepah dalam proses pruning

Standarisasi

Gambar 22: Pruning-yang-berlebihan
  • Lakukan pruning hanya untuk pelepah mati pada sawit yang berumur kurang dari 4 tahun setelah ditanam
  • Pruning hingga 48 – 56 pelepah per sawit (atau: 2-3 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 5-7 tahun
  • Pruning hingga 40 – 48 pelepah per sawit (atau: 1-2 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur 8-15 tahun
  • Pruning hingga ~40 pelepah per sawit (atau: 1 pelepah di bawah tandan masak terakhir) untuk sawit berumur lebih dari 15 tahun
  • Pangkal pelepah dipotong sedekat mungkin dengan batang
  • Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan ditumpuk di tumpukan pelepah dengan bentuk kotak, dengan bagian bawah pelepah diletakkan di belakang sawit dan bagian atasnya diantara 2 pohon sawit

Waktu pelaksanaan

  • Sesaat sebelum musim puncak produksi (sehingga proses panen bisa dilakukan dengan lebih efisien)
  • Pada saat periode kering (jika memungkinan)

Frekuensi

2 kali dalam setahun

Kebutuhan waktu tenaga kerja

Corrective pruning: 2 hari per hektar

Peralatan dan perlengkapan

Gambar 23: Penumpukan pelepah bentuk kotak atau U
  • Tojok (untuk pelepah yang lebih pendek)
  • Egrek untuk panen (untuk sawit berukuran tinggi)
  • Kapak, tojok, atau parang (untuk memotong pelepah menjadi dua bagian)

Tenaga kerja

Para petani perkebunan dan anggota keluarganya atau karyawan harian lepas

Cara pelaksanaan

Proses pruning kelapa sawit:

Langkah 1. Potong semua pelepah mati dan yang hampir mati.
Langkah 2. Hitung jumlah spiral yang tersisa dan tentukan pelepah mana yang perlu dipangkas.
Langkah 3. Potong pelepah sedekat mungkin dengan batang, tanpa merusak tandan di sekitarnya, pelepah lainnya, atau batang sawit.
Langkah 4. Setelah pemangkasan, potong setiap pelepah menjadi 2 bagian, dan tempatkan bagian bawahnya (bagian tangkai tebal dengan duri tajam) di tumpukan pelepah di belakang pohon untuk menghindari resiko terluka.
Langkah 5. Tempatkan bagian atas potongannya di tumpukan pelepah pada sisi kanan dan kiri pohon sawit sehingga menyerupai ‘bentuk kotak’ (lihat Gambar 23)

Pencatatan data

Setiap aktivitas pruning harus selalu dicatat dalam buku catatan harian seperti ditunjukkan dalam contoh di bawah ini.

Tanggal Jam Lokasi Aktivitas Tipe input Jumlah input Biaya input Input tenaga kerja Ongkos tenaga kerja
Karyawan Jam kerja
16/01/13 Field 3 Pruning 1 16 160000

Sumber

Penjelasan tentang Pruning diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png