Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Gejala defisiensi hara

From Akvopedia
< Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan
Revision as of 14:26, 2 January 2018 by Khukuh.ayuda (talk | contribs) (Translation to Bahasa Indonesia completed)

Jump to: navigation, search
SNV logo.png
Wageningen small.png
Gambar 6: Pelepah kelapa sawit sehat
Gambar 7: Sawit belum dewasa dengan gejala defisiensi N
Gambar 8: Pohon sawit dengan batang tumbuh meruncing
Gambar 9: Melastoma malabathricum yang tumbuh di bawah pohon sawit
Gambar 10: Gejala defisiensi potasium
Gambar 11: Garis putih
Gambar 12: Defisiensi magnesium
Figure 13: Boron deficiency – crinkled leaf
Figure 14: Boron deficiency – hooked leaf
Figure 15: Boron deficiency – blind leaf
Figure 16: ‘Peat yellows’, a sign of copper or zinc deficiency

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk



Latar belakang

Daun kelapa sawit sehat berwarna hijau tua, kuat, dan fleksibel. Pada sawit dewasa (lebih dari 10 tahun setelah penanaman) panjang daun antara 5-8 m dengan panjang pucuk daun hingga 1.2 m (lihat Gambar 6).

Gejala defisiensi unsur hara pada kelapa sawit bisa muncul akibat hal-hal berikut ini:

  • Kurangnya aplikasi unsur hara;
  • Unsur hara diaplikasikan dengan cara yang salah;
  • Unsur hara yang diaplikasikan tidak mencapai pohon sawit yang dituju karena kondisi perkebunan (misalnya adanya genangan air, erosi tanah, atau kompetisi dengan gulma).

Berikut ini adalah deskripsi dari jenis-jenis utama defisiensi unsur hara beserta gejalanya yang timbul pada kelapa sawit.



Defisiensi nitrogen (N)

  • Pucuk daun berubah warna menjadi hijau muda atau menguning, berawal dari daun yang lebih tua (lihat Gambar 7).
  • Pada kasus yang lebih serius, pucuk daun menggulung dan mati, berawal dari ujung dan tepi pucuk daun.
  • Juga pada kasus lain yang lebih serius, tulang dan pelepah daun berubah warna menjadi kuning terang atau oranye 1 , 2 (lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan untuk penjelasan atas istilah-istilah ini). Menguningnya daun ini sering terjadi pada saat sawit ditanam di area yang rendah atau rawa-rawa yang kebanjiran selama masa curah hujan tinggi di tahun tersebut.
  • Gulma yang tumbuh di bawah sawit terkadang juga berwarna hijau terang atau kuning.




Defisiensi fosforus (P)

  • Defisiensi P tidak biasanya terlihat jelas pada daun kelapa sawit meskipun di beberapa kasus tampak daun tumbuh lebih pendek (kerdil) dan hasil tandan lebih kecil.
  • Batang tumbuh menyerupai bentuk piramid (lihat Gambar 8) yang terlihat lebar di dasar dan meruncing di bagian puncak.
  • Defisiensi P dapat diamati dari gulma dengan cara:
- Munculnya Melastoma malabathricum dan/atau Dicranopteris linearis (lihat Gambar 9);
- Tumbuhnya Imperata cylindrica dengan daun berwarna keunguan;
- Terhambatnya tumbuhan penutup tanah 2 (yang membutuhkan banyak asupan fosforus).




Defisiensi potasium (K)

  • Munculnya bercak kuning dan oranye dengan bentuk yang tidak menentu pada pucuk daun, bermula pada pelepah yang lebih tua. Jika pucuk daun ditempatkan di bawah sinar matahari, maka sinarnya akan menembus bercak tersebut (lihat Gambar 10).
  • Kemudian, bercak berubah warna menjadi oranye dan melebar hingga bercak ini menyatu bersama bercak lainnya.
  • Pada kasus yang lebih serius, defisiensi K menunjukkan kondisi menguning sepenuhnya pada pelepah yang lebih tua (khususnya pada tanah asam atau tanah gambut) memberikan tampilan mahkota sawit menjadi seluruhnya berwarna kuning.
  • ‘Garis putih’, garis lurus putih pada kedua sisi tulang daun pada pucuk daun sawit, terkadang hal ini adalah tanda dari kandungan N yang berlebihan dan kurangnya unsur K dan B 1 , 2 (lihat Gambar 11), meskipun hal ini bisa juga terjadi karena alasan genetik.




Defisiensi magnesium (Mg)

  • Pucuk daun pada pelepah yang lebih tua yang terkena sinar matahari langsung berwarna seragam hijau muda hingga kuning/oranye, bermula dari ujung pucuk daun;
  • Umumnya hanya pucuk daun yang terkena sindar matahari langsung saja yang berubah warna jadi kuning, bukan pucuk daun yang terhalang sinar matahari dan pelepah muda (lihat Gambar 12);
  • Pada kasus yang lebih serius, pucuk daun berubah menjadi kuning terang kemudian mati, bermula dari tepi dan ujung pucuk daun 1 , 2.





Defisiensi boron (B)

  • Daun menjadi keriting dan berwarna hijau gelap (lihat Gambar 13);
  • Ujung daun biasanya terlipat tajam (lihat Gambar 14);
  • Pelepah baru tumbuh lebih pendek dan semakin pendek sehingga puncak mahkota sawit terlihat kempis 2;
  • Terkadang ujung daun benar-benar tidak ada (lihat Gambar 15).





Defisiensi tembaga and seng

Defisiensi tembaga dan seng diperkirakan hanya muncul pada tanah gambut saja. Sangat jarang ditemukan  defisiensi ini di tanah mineral.

  • Pelepah daun yang lebih muda berubah menguning pada ujung pucuk daunnya, namun warna tulang daun tetap hijau;
  • Pada kasus yang lebih serius, pucuk daun perlahan mati dimulai dari ujung hingga ke dalam (lihat Gambar 16);
  • Pelepah baru tumbuh lebih pendek dan semakin pendek.






Referensi

  1. 1.0 1.1 1.2 K.J. Goh, R. Hardter, General Oil Palm Nutrition, (2003).
  2. 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999.


Sumber

Penjelasan tentang Defisiensi unsur hara diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 4: Aplikasi Pupuk untuk informasi lebih lanjut.


SNV logo.png
Wageningen university logo.png