Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Rekomendasi pupuk
Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk
Contents
Latar belakang
Penggunaan pupuk bisa menghabiskan 60 persen total biaya dari produksi kelapa sawit, sehingga sangat penting untuk mengatur pengaplikasiannya secara efisien.
Perbedaan pupuk memiliki perbedaan pula dalam konsentrasi unsur haranya. Untuk mengetahui seberapa banyak pupuk yang akan digunakan, diperlukan pengetahuan tentang jumlah konsentrasi unsur hara dalam berbagai pupuk tersebut (lihat Tabel 3).
Tabel 3: Kandungan unsur hara pada pupuk-pupuk terpenting
Pupuk | Kandungan unsur hara (%) |
---|---|
Nitrogen (N) | |
Urea | 46 |
Amonium nitrat (AN) | 34 |
Amonium sulfat | 20.6 |
Fosforus (P2O5) | |
Triple super phosphate (TSP) | 45—47 |
Rock phosphate (RP) | 30—34 |
Diamonium fosfat (DAP) | 46 |
SP-36 (Indonesia) | 36 |
Potasium (K2O) | |
Muriate of potash (MOP, KCl) | 60 |
Magnesium (MgO) | |
Kieserite | 26 |
Dolomite | 10—18 |
Langbeinite | 18 |
Rekomendasi pupuk secara umum
Pada Tabel 4 hingga Tabel 7, diperlihatkan rekomendasi tingkat aplikasi pupuk secara umum. Rekomendasi ini tergantung pada umur sawit dan hasil panen saat ini dan termasuk pula:
- Sawit dewasa pada tanah mineral (lihat Tabel 4) 1;
- Sawit dewasa pada tanah gambut (lihat Tabel 5);
- Sawit belum dewasa pada tanah mineral (lihat Tabel 6);
- Sawit belum dewasa pada tanah gambut (lihat Tabel 7) 2.
Jika Anda kurang yakin tentang seberapa banyak aplikasi pupuk yang dibutuhkan, tabel di bawah ini bisa digunakan sebagai panduan. Dosis yang direkomendasikan akan menghasilkan panen yang baik di hampir semua kondisi, namun penting juga untuk mendapatkan informasi dari sumber lokal dan tidak bersandar hanya pada tabel tersebut saja.
Tabel 4: Rekomendasi pupuk untuk sawit dewasa (> 3 tahun dari penanaman awal) di tanah mineral dalam satuan kilogram per sawit per tahun. TBS = Tandan Buah Segar
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun) | |
---|---|---|
Panen: 18—24 t/tahun TBS | Panen: > 24 t/tahun TBS | |
Nitrogen* 1 | ||
Urea | 1.2 – 1.5 | 1.5 – 2.0 |
Amonium nitrat | 1.6 – 2.0 | 2.0 – 3.0 |
Amonium sulfat | 2.4 – 3.0 | 3.0 – 4.0 |
Fosforus** 1 | ||
Triple super phosphate | 0.5 – 0.8 | 0.8 – 1.2 |
Rock phosphate | 1.0 – 1.5 | 1.5 – 2.0 |
Diamonium fosfat | 0.5 – 0.8 | 0.8 – 1.2 |
SP-36 (Indonesia) | 0.6 – 1.0 | 1.0 – 1.5 |
Potasium 1 | ||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 1.8—2.5 | 2.5—3.0 |
Magnesium 3 | ||
Kieserite | 0.5—1.0 | 1.0—1.2 |
Dolomite | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Langbeinite | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Boron | ||
Borax | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
* Sawit dewasa muda (4-6 tahun setelah penanaman) membutuhkan N 50-100 persen lebih banyak daripada jumlah yang disebutkan disini, untuk menghasilkan kanopi yang lebih besar dan lebih sehat.
** Tanah tropis umumnya memiliki kandungan P yang sedikit, sehingga tambahan aplikasi P akan sangat menguntungkan.
Tabel 5: Rekomendasi pupuk untuk sawit dewasa (> 3 tahun setelah penanaman) pada tanah gambut, dalam satuan kilogram per sawit per tahun. TBS = Tandan Buah Segar.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun) | |
---|---|---|
Panen: 18—24 t/tahun TBS | Panen: > 24 t/tahun TBS | |
Nitrogen 4 | ||
Urea | 1.2—1.5 | 1.5—2.0 |
Amonium nitrat | 1.6—2.0 | 2.0—3.0 |
Amonium sulfat | 2.4—3.0 | 3.0—4.0 |
Fosforus* 5 | ||
Rock phosphate | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Potasium** 6 | ||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 2.5—3.0 | 3.0—4.0 |
Magnesium*** 7 | ||
Kieserite | 0—0.5 | 0—0.5 |
Dolomite | 0—1.0 | 0—1.0 |
Langbeinite | 0—0.8 | 0—0.8 |
Boron | ||
Borax | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
Tembaga | ||
Tembaga sulfat (CuSO4) | 0.1—0.2 | 0.2—0.4 |
Seng | ||
Seng sulfat (ZnSO4) | 0.1—0.2 | 0.2—0.4 |
* Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah maka sangat dianjurkan untuk mengaplikasikan jenis fosforus menggunakan Rock Phosphate.
** Pada gambut, dibutuhkan perbandingan penggunaan K dan N dengan penghitungan >3, sehingga proses terbaik adalah mengaplikasikan K2O tiga kali lebih sering dibandingkan dengan aplikasi N.
*** Aplikasi Mg pada tanah gambut biasanya diperlukan pada saat ditemukan gejala penurunan kualitas saja.
Tabel 6: Rekomendasi pupuk untuk sawit yang belum dewasa (1--3 tahun setelah penanaman) pada tanah mineral, dalam satuan kilogram per sawit per tahun.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun)8 | ||
---|---|---|---|
Tahun setelah penanaman: | |||
1 | 2 | 3 | |
Nitrogen | |||
Urea | 0.6—1.0 | 1.3—1.7 | 1.3—2.2 |
Amonium nitrat | 0.8—1.5 | 1.7—2.4 | 1.7—2.9 |
Amonium sulfat | 1.2—2.0 | 2.6—3.4 | 2.6—4.4 |
Fosforus | |||
Triple super phosphate | 0.6—1.1 | 0.8—1.3 | 1.0—1.5 |
Rock phosphate | 0.9—1.5 | 1.2—1.9 | 1.5—2.2 |
Diamonium phosphate | 0.6—1.1 | 0.8—1.3 | 1.0—1.5 |
SP-36 (Indonesia) | 0.8—1.4 | 1.0—1.6 | 1.3—1.8 |
Potasium | |||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 0.8—1.3* | 2.5—3.5** | 2.5—3.5 |
Magnesium | |||
Kieserite | 0.7—1.1*** | 0.7—1.5*** | 0.7—1.5 |
Dolomite | 1.4—2.1 | 1.4—2.8 | 1.4—2.8 |
Boron | |||
Borax | 0.05 | 0.10 | 0.10 |
* 0.5 kg/sawit pada tanah lempung pesisir dan tanah vulkanis yang kaya akan K.
** 2.0 kg/sawit pada tanah lempung pesisir dan tanah vulkanis yang kaya akan K.
*** Tak perlu aplikasi pupuk apapun pada tanah lempung pesisir.
Tabel 7: Rekomendasi pupuk untuk sawit belum dewasa (1--3 tahun setelah penanaman) pada tanah gambut, dalam satuan kilogram per sawit per tahun.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun)8 | ||
---|---|---|---|
Tahun setelah penanaman: | |||
1 | 2 | 3 | |
Nitrogen | |||
Urea | 0.8 | 0.8 | 1.5 |
Amonium nitrat | 1.2 | 2.0 | 2.0 |
Amonium sulfat | 1.6 | 1.6 | 3.0 |
Fosforus | |||
Rock phosphate* | 1.1 | 1.4 | 1.7 |
Potasium | |||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 1.6 | 2.5 | 4.0 |
Magnesium | Tidak dibutuhkan | Tidak dibutuhkan | Tidak dibutuhkan |
Boron | |||
Borax | 0.05 | 0.10 | 0.10 |
Tembaga | |||
CuSO4 | 0.1—0.2 | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
Seng | |||
ZnSO4 | 0.1—0.2 | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
* Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah, maka cara terbaik adalah mengaplikasikan fosforus dengan menggunakan rock phosphate.
Tanah kaya kandungan
Di hampir semua tanah mineral yang ditemukan di Indonesia, selalu dibutuhkan aplikasi pupuk N dan P. Namun begitu, ada beberapa tanah tertentu yang sangat kaya akan kandungan K dan/atau Mg, dan tanah dengan jenis ini tidak lagi memerlukan aplikasi pupuk K dan/atau Mg, atau bisa jadi memerlukan namun dalam jumlah sedikit saja. Tidak pernah ditemukan tanah gambut yang kaya akan kandungan.
Jika proses analisa tanah tidak pernah dilakukan sebelumnya, maka identifikasi tanah yang kaya akan kandungan dalam areal perkebunan perlu disimpulkan dari faktor lainnya. Berikut langkah-langkah yang bisa diikuti:
Step 1. | Discuss with the farmers in the plantation area about their manuring practices. |
Step 2. | Visit a number of plantations in the area which have been manured poorly and check for the presence of deficiency symptoms (Section 4) in the lower leaves:
|
Step 3. | In case of doubt, check the number of black bunches in the plantations, as well as the bunch size, and discuss the yields of the plantations with the farmers. The presence of leaf deficiency symptoms in combination with poor yields is a good indicator that application of sufficient fertiliser is required. |
Step 4. | The absence of deficiency symptoms combined with high productivity, even though certain nutrients were not applied or applied in small amounts during several years, may indicate that the soils are exceptionally rich in these particular nutrients. In such cases the application of these nutrients is not required. This can be temporary, as soils can get depleted after several years of high productivity. |
Fertiliser application and lack of money
If not enough money is available to buy all the recommended fertilisers, do not leave out the more expensive fertilisers but follow these recommendations:
- Apply fertilisers correctly and in several rounds, so that losses are as small as possible.
- If there are any deficiency symptoms, give priority to applying the fertilisers which are needed to correct the deficiency.
- Do not save on potassium (K) and nitrogen (N) fertiliser, as these nutrients are most important for oil palm and do not stay in the soil for long.
- Magnesium (Mg) is important, but as long as there are no deficiency symptoms, you may decide to reduce application or apply the cheapest fertiliser type (e.g. dolomite).
- If enough phosphorus (P) was applied in the past, it is acceptable to apply less for one year, or to use a cheaper fertiliser type (e.g. rock phosphate).
- If the palms do not show deficiency symptoms, it is acceptable not to apply boron (B) for one year. However, in the next year application will be necessary again, especially in plantations with good production.
- Keep in mind that if too little fertiliser is applied now, yield will go down two to three years later. Fertilisers are a necessary investment and buying them should be a priority.
References
- ↑ 1.0 1.1 1.2 1.3 I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999.
- ↑ H.R.v. Uexküll, T. Fairhurst, Fertilizing for High Yield and Quality. The Oil Palm, IPI Bulletin, 12 (1991) 1—77.
- ↑ I. Rankine, T.H. Fairhurst, Management of phosphorus, potassium and magnesium in mature oil palm, Better Crops International, 13 (1999) 6.
- ↑ I. Comte, F. Colin, J.K. Whalen, O. Grunberger, J.P. Caliman, Agricultural practices in oil palm plantations and their impact on hydrological changes, nutrient fluxes and water quality in Indonesia: a review., Advances in Agronomy, Vol 116, 116 (2012) 71—124.
- ↑ Gurmit Singh, Sustainable development of oil palm on peat – UPB’S Experience, in.
- ↑ K.H. Lim, S.S. Lim, F. Parish, R. Suharto, RSPO Manual on Best Management Practices (BMPs) for Existing Oil Palm Cultivation on Peat., RSPO, Kuala Lumpur, Malaysia, 2012.
- ↑ E. Mutert, T.H. Fairhurst, H.R.v. Uexküll, Agronomic Management of Oil Palms on Deep Peat, Better Crops International, 13 (1999) 22-27.
- ↑ 8.0 8.1 I. Rankine, T. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 2 – Immature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999.
Acknowledgements
The material from Fertiliser recommendations is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit (SNV) in August 2016. See Module 4: Fertiliser Application for more information.