Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Cara panen

From Akvopedia
< Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan
Revision as of 08:03, 24 December 2017 by Khukuh.ayuda (talk | contribs) (Translation to Bahasa Indonesia on process)

Jump to: navigation, search
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 2: Cara Panen, Grading, Transportasi

Tujuan

  • Agar dapat memotong dan mengumpulkan semua tandan buah masak di sebuah perkebunan;
  • Agar dapat untuk melakukan panen tandan buah segar tanpa merusak hasil buah dan pohonnya;
  • Agar mendapatkan tandan buah segar dengan kandungan dan kualitas minyak yang sangat baik;
  • Agar mendapatkan keuntungan maksimal dari tandan buah segar yang telah dipanen.

Standarisasi

Gambar 4: Memanen buah masak dengan menggunakan egrek.
  • Seluruh tandan buah masak dipanen pada setiap musim panen;
  • Proses panen dilakukan sedikitnya sekali dalam setiap 10 hari;
  • Tandan dipanen pada waktu yang tepat dengan tingkat masak buah yang tepat dan dengan cara yang tepat, tanpa menyebabkan kerusakan pada tandan dan pohonnya;
  • Harus mengikuti tingkat minimum kematangan buah dimana terdapat 1-4 buah brondolan dari tandan (hanya jika panen dilakukan sedikitnya sekali dalam 10 hari);
  • Tangkai tandan dipotong dengan panjang kurang dari 2 cm;
  • Banyaknya tandan buah segar yang dipanen dicatat secara tepat di setiap proses panen.

Waktu pelaksanaan

Sepanjang tahun.

Frekuensi

  • Sekali setiap 7-10 hari;
  • Catatan: kebanyakan petani melakukan panen sekali setiap 2 minggu sekali, namun hal ini tidak akan memberikan hasil panen yang maksimal. Beberapa tandan akan menjadi terlalu masak dalam kurun waktu ini, dan brondolan akan semakin berserakan di tanah, sehingga akan menambah waktu bagi mereka untuk mengumpulkannya dan beberapa yang berserakan di semak-semak tidak akan terangkut. Proses panen yang lebih sering adalah cara yang paling cepat dan paling mudah untuk meningkatkan hasil panen 1.

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Para pemanen akan lebih efisien jika bekerja secara tim yang diatur dalam peran-peran berikut:
- Satu orang sebagai pemanen dan penumpuk pelepah sawit;
- Satu orang sebagai pengumpul tandan buah segar, memotong tangkai tandan yang terlalu panjang, dan menumpuk tandan yang telah dipanen di tepi jalan dan menandainya (jika diperlukan);
- Satu orang sebagai pengumpul brondolan (bisa orang yang sama yang berperan sebagai pengumpul tandan buah segar).
  • Kecepatan proses panen tergantung dari umur pohon sawit [2]:
- Sawit yang berumur kurang dari 5 tahun terhitung sejak ditanam: sekitar 300 tandan per tim panen dalam satu hari;
- Sawit yang berumur antara 6-12 tahun terhitung sejak ditanam: 150 hingga 200 tandan per tim panen dalam satu hari;
- Sawit yang berumur lebih dari 12 tahun terhitung sejak ditanam: 100 hingga 150 tandan per tim panen dalam satu hari.
  • Di luar musim panen raya, tandan yang diperoleh dalam sehari akan berkurang, karena membutuhkan waktu untuk berjalan dan menemukan tandan yang bisa dipanen.

Peralatan dan perlengkapan

  • Tangkai panjang dengan egrek untuk memanen, atau dodos (untuk sawit yang tingginya antara 2-3 m);
  • Kapak atau parang untuk memotong daun dan tangkai sawit;
  • Angkong atau sepeda yang dilengkapi dengan keranjang untuk mengangkut tandan buah segar;
  • Ganco atau tojok untuk memungut dan memindahkan tandan buah segar;
  • Krayon (atau sejenisnya) untuk menandai tangkai tandan buah segar;
  • Karung pupuk kosong untuk mengumpulkan brondolan.

Tenaga kerja

Para petani perkebunan dan keluarganya atau pekerja khusus harian lepas.

Cara pelaksanaan

Proses panen harus dilakukan berdasarkan tata cara berikut dengan menggunakan perlengkapan yang memadai:

Figure 5: Loose fruits that were left behind have grown into weeds.
Figure 6: Correct bunch stacking at the roadside.
Figure 7: Loose fruit collection in an empty fertiliser bag.
Langkah 1. Kenali tandan yang telah masak siap panen berdasarkan banyaknya buah rontok yang berserakan di semak sekitar pohon sawit atau yang tersangkut di pangkal daun sawit di batang pohon. Dengan hanya melihat warna tandan bukanlah cara yang tepat untuk memulai proses panen pada pohon sawit berukuran tinggi, karena tandannya mungkin terlihat merah namun mereka bisa jadi belum masak benar.

Tandan sawit hanya boleh dipanen jika terdapat paling tidak satu brondolan di tanah atau yang tersangkut di pangkal daun di batang pohon sawit dewasa (standar kematangan minimum).

Jika tandan tampak masak namun tidak terlihat adanya brondolan, goyangkan dengan menggunakan tongkat (tanpa merusaknya) untuk memeriksa apakah ada buah yang tanggal dari tandannya. Jika memang ada satu atau beberapa buah yang rontok, maka bisa diyakini bahwa tandan tersebut cukup masak untuk dipanen. Menggunakan ‘standar kematangan minimum’ dari satu atau beberapa buah rontok ini akan membantu mencegah pengurangan harga jual di pabrik yang dibebankan untuk tandan buah yang belum masak atau masih mentah.

Catatan: Saat melakukan panen hanya dua kali dalam sebulan, maka standar kematangan minimum akan terlewati dengan hasil tandan yang terlalu masak. Dengan begitu akan lebih baik jika melakukan panen berdasarkan dari warna tandannya!

Langkah 2. Panen tandan dimulai dari memotong daun sawit menggunakan urutan praktis berikut:
  • Sawit yang berumur lebih dari 6 tahun terhitung sejak ditanam: potong daun sawit yang berada di bawah tandan, sehingga tandannya lebih terlihat dan mudah untuk dipanen;
  • Sawit yang berumur kurang dari 6 tahun terhitung sejak ditanam: Jangan potong daun sawitnya, namun ‘curi’ tandan dengan menggunakan dodos pendek.
Langkah 3. Potong pelepah sawit menjadi dua bagian. Tempatkan bagian bawah pelepah yang kuat dan tebal di belakang pohon, di gawangan mati diantara baris pohon, dan tempatkan bagian batang pelepah yang tipis diantara pohon satu dengan lainnya di sisi kanan atau kirinya (lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan, Pemangkasan, Gambar 23).
Langkah 4. Potong tangkai tandan sehingga tandan tersebut jatuh ke tanah (lihat Gambar 4). Potong tangkai tandan sependek mungkin (maskimal 2 cm).
Langkah 5. Kumpulkan tandan yang telah dipanen dengan menggunakan angkong setelah melakukan proses panen pada 1 atau dua baris sawit. Pastikan semua brondolan telah dikumpulkan, termasuk brondolan yang tersangkut di sela-sela daun sawit dan yang tergeletak diluar piringan sawit.

Ingat:

  • Brondolan mengandung 40 persen minyak.
  • Brondolan inilah yang menghasilkan uang di perkebunan kelapa sawit: tidak mengumpulkan mereka sama saja dengan meninggalkan uang berserakan dengan begitu saja!
  • Lagipula, buah-buah yang tidak dipungut akan tumbuh menjadi semak, yang nantinya perlu dibersihkan di kemudian hari (lihat Gambar 5).
Langkah 6. Pindahkan tandan buah segar dan buah rontok yang telah dikumpulkan ke Tempat Pengumpulan Buah (TPB) di tepi jalan koleksi.
Langkah 7 Tumpuk tandan buah segar dalam beberapa baris. Tumpukan ini harus ditempatkan dalam 1 lapisan, sehingga tandan tersebut bisa sesegera mungkin dihitung dan dipilah (lihat Gambar 6).
Langkah 8. Kumpulkan brondolan secara terpisah dan tempatkan di samping tandan buah (lihat Gambar 7).
Langkah 9 Kondisional: Label fresh fruit bunches on the cut edge of the stalk with carpenter’s pencils or crayons to indicate their origin. It is best to use a different one-letter code for each field. Every bunch should be marked, and also the fertiliser bags with loose fruit.

Data Recording

Proper yield recording is discussed and demonstrated in the next section. In addition, to keep track of the labour costs, every harvesting activity should be recorded in a logbook as shown in the example below.

Date Time Location Activity Input type Input amount Input costs Labour input Labour costs
People Hours
16/01/13 07.00

16.00

Field 3 Harvesting 2 8 120000

References

  1. C.R. Donough, J. Cock, T. Oberthür, K. Indrasuara, A.R. Gatot, T. Dolong, Estimating oil content of commercially harvested oil palm fresh fruit bunches - A step towards increasing palm oil yields, Poster presented at the PIPOC 2013 International Palm Oil Congress and Exhibition, 19—21 November 2013, Kuala Lumpur, Malaysian Palm Oil Board (MPOB), 2013, pages.

Acknowledgements

The material from Harvesting is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit (SNV) in August 2016. See Module 2: Harvesting, Grading, Transport for more information.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png