Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Menandai sawit dan sampling pelepah

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk

Latar belakang

Untuk memastikan keberlangsungan manajemen dan hasil panen yang stabil, maka perlu dibuatkan pemetaan perkebunan yang menunjukkan sawit mana saja yang terindikasi. Pada pemetaan ini, sawit dura dan pisifera dan lahan kosong juga perlu ditandai. Dengan ini, penting pula untuk memilih dan menandai 'sampel sawit’ untuk pengawasan hama dan koleksi sampel pelepah, karena akan sangat menguras kinerja jika harus memeriksa atau mengambil sampel dari semua sawit yang ada. Memang butuh waktu untuk melakukan pemetaan dan menandai sampel sawit, namun pada akhirnya hal ini akan menghemat waktu kerja – meskipun proses sampling pelepah belum pernah dikerjakan.

Tujuan

  • Agar dapat memantau efisiensi manajemen dan produktivitas;
  • Agar dapat secara efektif menjalankan proses patroli hama;
  • Agar dapat secara efisien menjalankan proses sampling pelepah.

Standarisasi

  • Menyediakan pemetaan perkebunan secara lengkap, yang menunjukkan posisi sawit, lahan kosong, dan batas-batas perkebunan;
  • Pemilihan sampel sawit antara 1-4 persen dari seluruh populasi sawit di perkebunan;
  • Sampel sawit sehat dan merupakan representasi dari perkebunan;
  • Sampel sawit tersebar secara merata di seluruh areal perkebunan;
  • Sampel sawit ditandai dengan jelas.

Waktu pelaksanaan

  • Sekali, pada awal proses rehabilitasi.

Frekuensi

  • Sekali sepanjang waktu efektif perkebunan.

Catatan: Setiap kali melakukan proses sampling (atau jika dilakuan sekali dalam setiap tahun) periksa kembali sampel sawitnya apakah masih dalam kondisi sehat dan penandanya masih jelas. Jika tidak, pilih sawit lainnya dan/atau ulang kembali penanda sawitnya.

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Menggambar peta perkebunan: 2-3 jam untuk lahan seluas 2 hektar.
  • Menandai sampel sawit: 1-2 jam per 2 hektar.

Peralatan dan perlengkapan

Gambar 27: Kertas isometrik
Gambar 28: Contoh peta perkebunan, termasuk tampilan sawit, lahan kosong, sampel sawit (yang dilingkari), jalan utama (bawah) dan area rawa-rawa (atas kiri)
  • Kuas cat;
  • Cat biru dan kuning;
  • Kertas isometrik atau lainnya (lihat Gambar 27);
  • Opsional: meteran, GPS.

Tenaga kerja

  • Para petani dan keluarganya atau karyawan harian lepas.
  • Sebaiknya dikerjakan bersama dengan penyuluh atau perwakilan dari kemitraan.

Cara pelaksanaan

Menggambar peta perkebunan

Peta perkebunan biasanya digambar pada kertas isometrik (lihat Gambar 27). Setiap sawit harus digambarkan sebagai titik pada simpangan dua garis (lihat Gambar 28). Jika tidak ada penanaman sawit di lokasi itu, beri silang atau kosongi saja.

Catatan: Jika lahan tidak berbentuk persegi panjang, penggambarannya akan lebih sulit. Kertas isometrik hanya bisa digunakan ketika sawit ditanam di ruang (segitiga) yang tepat. Untuk ruang persegi (bujursangkar), gunakan kertas matematis sederhana yang menggunakan rentetan bujursangkar. Untuk bentuk ruang lainnya, gambar peta perkebunan pada kertas kosong tanpa garis.

Untuk menggambar peta perkebunan, gunakan langkah-langkah berikut:

Langkah 1. Pilih lahan pertama yang akan dipetakan.
Langkah 2. Tentukan batas-batas perkebunan (contoh jalan, tanaman lainnya, sungai/parit, sawit dengan pemilik berbeda, dst.).
Langkah 3. Tentukan arah barisan sawit:
  • Jika sawit ditanam sesuai format yang benar (bentuk segitiga), barisannya bisa dilihat dalam 2 arah.
  • Pemilihan sawit akan lebih mudah jika arah barisannya sejajar dengan batas perkebunan.

Jika bentuk perkebunan bukan persegi, cobalah untuk menemukan arah barisan yang paling memudahkan untuk dilakukan penghitungan.

Langkah 4. Gambarlah sawit yang berada di samping jalan utama dan hitung jumlah barisannya.
Langkah 5. Untuk setiap baris, gambar setiap sawit dan hitung jumlah sawit yang ada dalam setiap baris.
Langkah 6. Gambarkan parit, sungai, jalan, dan batas lainnya, usahakan supaya ukurannya benar. Catatan: Umumnya lebar jalan memiliki lebar yang sama dengan 1 barisan sawit (ada juga yang 2).

Memilih dan menandai sampel sawit

Untuk memilih dan menandai sampel sawit, ikuti cara-cara berikut:

Langkah 1. Pilih jalan yang menjadi jalan utama.
Langkah 2. Mulai dari satu sisi dan lanjutkan mengikuti arah jalan hingga barisan ke-5. Pada baris ke-5:
  • Berdirilah pada sisi sawit menghadap ke arah jalan;
  • Temukan pangkal pelepah yang memiliki sisi datar untuk ditandai;
  • Cat pangkal pelepah dengan cat putih;
  • Ketika catnya sudah kering, tuliskan nomer baris diatasnya menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘5’);
  • Dibawah nomer baris, tuliskan urutan sawit menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘1’).

Catatan: semua urutan sawit yang terletak di samping jalan harus ditandai dengan angka: ‘1’.

Langkah 3. Temukan arah barisan dan ikuti baris tersebut dari sawit satu ke sawit berikutnya sampai tiba di sawit 5. Catatan: Lahan kosong juga dihitung.
Langkah 4. Pada sawit 5, periksa hal-hal berikut:
  • Apakah ada sawitnya?
  • Apakah kondisi sawit terlihat sehat?
  • Apakah ukuran sawit kurang lebih sama tingginya dengan sawit lain di sampingnya?
  • Apakah sawit berada di lokasi yang representatif (contohnya tidak berada di area rawa atau terlalu mempet dengan selokan)?
  • Apakah sawit lain di sekitar sawit tersebut ada (tidak ada lahan kosong)?
Langkah 5. Jika ada jawaban ‘tidak’ atas satu pertanyaan diatas, pindah ke 2 sawit berikutnya di baris yang sama, lalu pastikan kembali.
Langkah 6. Jika jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah ‘Ya’, tandai sawit seperti deskripsi di atas (dalam contoh ini: ‘5 di baris 5’) (lihat Gambar 29).
Langkah 7. Lanjutkan proses di baris yang sama, setiap menandai sawit ke-5 (atau 2 sawit selanjutnya jika sawit ke-5 tidak memenuhi kondisi yang diharapkan) sampai posisi Anda berada di 2 sawit terakhir di barisan. Sawit yang berada paling mendekati batas perkebunan (1 atau 2 sawit yang paling dekat dengan batas) tidak perlu dijadikan sampel, karena mereka tidak termasuk representatif (contoh terlalu banyak menerima sinar matahari).
Langkah 8. Lanjutkan menuju batas perkebunan
Langkah 9. Berjalanlah kembali mengikuti batas perkebunan hingga 5 barisan sawit berikutnya. Setelah 5 baris, tandai sawit yang terdekat dengan batas perkebunan. Seharusnya anda berada di baris ke 10 terhitung dari awal lahan, jadi nomer baris pada sawit semestinya ditandai 10. Nomer ini adalah nomer dari sawit terakhir pada baris.

Catatan: Jika bentuk lahan bukan persegi, dibutuhkan pengecekan kembali dari awal baris dan hitung jumlah sawitnya untuk menentukan penomoran sawit.

Langkah 10. Susuri lahan dan ulangi langkah 8-13.
Langkah 11. Lanjutkan sampai semua lahan selesai ditandai.
Gambar 29: Cara menandai sampel sawit

Catatan: Penandaan nomer sawit tergantung dari besarnya lahan yang dipetakan. Di lahan besar (5-10 ha) akan lebih baik menandai setiap baris ke-8 dan pada sawit ke-8 dalam baris. Pada lahan yang lebih besar lagi (lebih dari 10 ha), Anda bisa menandai setiap baris ke-10 dan sawit ke-10. Ini juga hal yang biasa dilakukan oleh perusaahaan besar.

Jika bentuk lahan tidak sepenuhnya persegi, cobalah untuk memilih penandaan sawit dengan cara berikut:

  • Satu sawit untuk setiap 25 (atau untuk setiap 64 atau 100 sawit di perkebunan yang lebih besar);
  • Bukan sawit yang berada di 2 baris terdekat dengan batas perkebunan;
  • Sekurang-kurangnya 4 sawit non-sampel diantara sampel sawit di setiap arah.

Sumber

Penjelasan tentang Menandai sawit dan sampling pelepah diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 4: Aplikasi Pupuk untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png