Difference between revisions of "Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Menandai sawit dan sampling pelepah"

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
 
(Memilih dan menandai sampel sawit)
 
(7 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 1: Line 1:
 +
{{English-Bahasa-box|english_link= Sustainable Oil Palm Farming / Palm marking and leaf sampling | indonesian_link= Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Menandai sawit dan sampling pelepah}}
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
  
Download: [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Module 4: Fertiliser Application]
+
Unduh: [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Modul 4: Aplikasi Pupuk]
  
===Background===
+
===Latar belakang===
For keeping track of management and yield it is useful to have a good map of the plantation on which all palms are indicated. On this map, ''dura'' and ''pisifera'' palms and empty spots should also be marked. In addition, for pest patrols and leaf sample collection it is necessary to select and mark ‘sample palms’, because it is too much work to check or sample all palms. It takes some time to map the field and mark the sample palms, but in the end it will save a lot of time even if no leaf sampling is done.
+
Untuk memastikan keberlangsungan manajemen dan hasil panen yang stabil, maka perlu dibuatkan pemetaan perkebunan yang menunjukkan sawit mana saja yang terindikasi. Pada pemetaan ini, sawit ''dura'' dan ''pisifera'' dan lahan kosong juga perlu ditandai. Dengan ini, penting pula untuk memilih dan menandai 'sampel sawit’ untuk pengawasan hama dan koleksi sampel pelepah, karena akan sangat menguras kinerja jika harus memeriksa atau mengambil sampel dari semua sawit yang ada. Memang butuh waktu untuk melakukan pemetaan dan menandai sampel sawit, namun pada akhirnya hal ini akan menghemat waktu kerja meskipun proses sampling pelepah belum pernah dikerjakan.
  
===Goal===
+
===Tujuan===
* Be able to monitor management and productivity efficiently;
+
* Agar dapat memantau efisiensi manajemen dan produktivitas;
* Be able to carry out pest patrolling efficiently;
+
* Agar dapat secara efektif menjalankan proses patroli hama;
* Be able to carry out leaf sampling effectively.
+
* Agar dapat secara efisien menjalankan proses sampling pelepah.
  
===Standard===
+
===Standarisasi===
* A complete map of the plantation is available, indicating palms, empty spots, and field boundaries;
+
* Menyediakan pemetaan perkebunan secara lengkap, yang menunjukkan posisi sawit, lahan kosong, dan batas-batas perkebunan;
* A sample of 1–4 percent of the plantation palms is selected;
+
* Pemilihan sampel sawit antara 1-4 persen dari seluruh populasi sawit di perkebunan;
* Sample palms are healthy and representative of the plantation;
+
* Sampel sawit sehat dan merupakan representasi dari perkebunan;
* Sample palms are spread equally throughout the plantation;
+
* Sampel sawit tersebar secara merata di seluruh areal perkebunan;
* Sample palms are clearly marked.
+
* Sampel sawit ditandai dengan jelas.
  
===Timing===
+
===Waktu pelaksanaan===
* Once, at the start of the rehabilitation process.
+
* Sekali, pada awal proses rehabilitasi.
  
===Frequency===
+
===Frekuensi===
* Once during the plantation lifetime.
+
* Sekali sepanjang waktu efektif perkebunan.
  
'''Note''': Each time sampling takes place (or once per year) check if the sample palms are still healthy and clearly marked. If not, select another palm and/or refresh the marking
+
'''Catatan''': Setiap kali melakukan proses sampling (atau jika dilakuan sekali dalam setiap tahun) periksa kembali sampel sawitnya apakah masih dalam kondisi sehat dan penandanya masih jelas. Jika tidak, pilih sawit lainnya dan/atau ulang kembali penanda sawitnya.
  
===Labour time required===
+
===Kebutuhan waktu tenaga kerja===
* Drawing a plantation map: 2–3 hours for a field of two hectare.
+
* Menggambar peta perkebunan: 2-3 jam untuk lahan seluas 2 hektar.
* Sample palm marking: 1–2 hours per two hectare.
+
* Menandai sampel sawit: 1-2 jam per 2 hektar.
  
===Equipment and materials===
+
===Peralatan dan perlengkapan===
[[Image:oil-palm-4.14-figure27.png|thumb|right|200px|Figure 27: Isometric paper]]
+
[[Image:oil-palm-4.14-figure27.png|thumb|200px|Gambar 27: Kertas isometrik]]
[[Image:oil-palm-4.14-figure28.png|thumb|right|200px|Figure 28: An example plantation map, including palms, empty spots, sample palms (circled), the road (below) and a swamp area (top left)]]
+
[[Image:oil-palm-4.14-figure28.png|thumb|200px|Gambar 28: Contoh peta perkebunan, termasuk tampilan sawit, lahan kosong, sampel sawit (yang dilingkari), jalan utama (bawah) dan area rawa-rawa (atas kiri)]]
* Paintbrush;
+
* Kuas cat;
* Blue and yellow paint;
+
* Cat biru dan kuning;
* Isometric or other paper (see [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure27.png Figure 27]);
+
* Kertas isometrik atau lainnya (lihat [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure27.png Gambar 27]);
* Optional: measuring tape, GPS.
+
* Opsional: meteran, GPS.
  
===Who===
+
===Tenaga kerja===
* Farmers and their family or hired labourers.
+
* Para petani dan keluarganya atau karyawan harian lepas.
* Best done together with extension workers or cooperative representatives.
+
* Sebaiknya dikerjakan bersama dengan penyuluh atau perwakilan dari kemitraan.
  
===How===
+
===Cara pelaksanaan===
====Drawing a plantation map====
+
====Menggambar peta perkebunan====
Plantation maps are usually drawn on isometric paper (see [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure27.png Figure 27]). Each palm should be indicated with a dot on the intersection of two lines (see [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure28.png Figure 28]). If there is no palm, put a cross or leave the spot empty.
+
Peta perkebunan biasanya digambar pada kertas isometrik (lihat [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure27.png Gambar 27]). Setiap sawit harus digambarkan sebagai titik pada simpangan dua garis (lihat [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure28.png Gambar 28]). Jika tidak ada penanaman sawit di lokasi itu, beri silang atau kosongi saja.
  
'''Note''': If the field is not rectangular, drawing it can be more difficult. Isometric paper will only work when the palms are planted in the correct (triangular) spacing. For rectangular (square) spacing, use simple mathematical paper with squares. For other spacing, draw the plantation on white paper without lines.   
+
'''Catatan''': Jika lahan tidak berbentuk persegi panjang, penggambarannya akan lebih sulit. Kertas isometrik hanya bisa digunakan ketika sawit ditanam di ruang (segitiga) yang tepat. Untuk ruang persegi (bujursangkar), gunakan kertas matematis sederhana yang menggunakan rentetan bujursangkar. Untuk bentuk ruang lainnya, gambar peta perkebunan pada kertas kosong tanpa garis.   
  
To draw a plantation map follow these steps:
+
Untuk menggambar peta perkebunan, gunakan langkah-langkah berikut:
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
|width="15%" valign="top"|'''Step 1.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah 1.'''
|Select the first field to be mapped.
+
|Pilih lahan pertama yang akan dipetakan.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 2.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''2.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Determine the boundaries of the field (e.g. roads, other crops, rivers/streams, oil palm from someone else etc.).
+
|style="background:#f0f8ff;" |Tentukan batas-batas perkebunan (contoh jalan, tanaman lainnya, sungai/parit, sawit dengan pemilik berbeda, dst.).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 3.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''3.'''
|Determine the direction of the palm rows:
+
|Tentukan arah barisan sawit:
* If the palms are planted in the correct (triangular) format, the rows can be seen in two directions.
+
* Jika sawit ditanam sesuai format yang benar (bentuk segitiga), barisannya bisa dilihat dalam 2 arah.
* Selecting palms is easier when the directions are in line with the field borders.
+
* Pemilihan sawit akan lebih mudah jika arah barisannya sejajar dengan batas perkebunan.
  
If the field is not rectangular, try to find the direction of the rows which makes them most easy to count.
+
Jika bentuk perkebunan bukan persegi, cobalah untuk menemukan arah barisan yang paling memudahkan untuk dilakukan penghitungan.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 4.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''4.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Draw the palms next to the main road into the map and count the number of rows.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Gambarlah sawit yang berada di samping jalan utama dan hitung jumlah barisannya.
 
|-
 
|-
|width="15%"  |'''Step 5.'''
+
|width="15%"  |'''Langkah''' '''5.'''
|For each row, draw in the palms and count the number of palms per row.
+
|Untuk setiap baris, gambar setiap sawit dan hitung jumlah sawit yang ada dalam setiap baris.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 6.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''6.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Indicate streams, rivers, roads and other borders, trying to keep the size correct. '''Note''': Usually a road is one palm row wide (sometimes two).
+
|style="background:#f0f8ff;" |Gambarkan parit, sungai, jalan, dan batas lainnya, usahakan supaya ukurannya benar. '''Catatan''': Umumnya lebar jalan memiliki lebar yang sama dengan 1 barisan sawit (ada juga yang 2).
 
|}
 
|}
  
====Selecting and marking sample palms====
+
====Memilih dan menandai sampel sawit====
To select and mark sample palms follow these steps:
+
Untuk memilih dan menandai sampel sawit, ikuti cara-cara berikut:
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
|width="15%" valign="top"|'''Step 1.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah 1.'''
|Select which road will be the main road.
+
|Pilih jalan yang menjadi jalan utama.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 2.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''2.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Starting in one corner and moving along the road count five rows. At the 5th row:
+
|style="background:#f0f8ff;" |Mulai dari satu sisi dan lanjutkan mengikuti arah jalan hingga barisan ke-5. Pada baris ke-5:
* Stand on the side of the palm facing the road;
+
* Berdirilah pada sisi sawit menghadap ke arah jalan;
* Find a frond butt which has some flat area to write on;
+
* Temukan pangkal pelepah yang memiliki sisi datar untuk ditandai;
* Paint the frond butt with white paint;
+
* Cat pangkal pelepah dengan cat putih;
* When the paint is dry, write the row number at the top with blue paint (in this case: ‘5’);
+
* Ketika catnya sudah kering, tuliskan nomer baris diatasnya menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘5’);
* Below the row number, write the palm number with blue paint (in this case: ‘1’).
+
* Dibawah nomer baris, tuliskan urutan sawit menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘1’).
'''Note''': all palm numbers at the roadside should be ‘1’.
+
'''Catatan''': semua urutan sawit yang terletak di samping jalan harus ditandai dengan angka: ‘1’.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 3.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''3.'''
|Find the direction of the row and follow the row from palm to palm until you get to palm 5. '''Note''': Empty spots also count.
+
|Temukan arah barisan dan ikuti baris tersebut dari sawit satu ke sawit berikutnya sampai tiba di sawit 5. '''Catatan''': Lahan kosong juga dihitung.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 4.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''4.'''
|style="background:#f0f8ff;" |At palm 5, check the following:
+
|style="background:#f0f8ff;" |Pada sawit 5, periksa hal-hal berikut:
* Is the palm present?
+
* Apakah ada sawitnya?
* Does the palm look healthy?
+
* Apakah kondisi sawit terlihat sehat?
* Is the palm more or less as tall as its neighbours?
+
* Apakah ukuran sawit kurang lebih sama tingginya dengan sawit lain di sampingnya?
* Is the palm in a representative location (for example not in a piece of swamp or on the very edge of a gully)?
+
* Apakah sawit berada di lokasi yang representatif (contohnya tidak berada di area rawa atau terlalu mempet dengan selokan)?
* Are all the palms around that palm present (no empty spots)?
+
* Apakah sawit lain di sekitar sawit tersebut ada (tidak ada lahan kosong)?
 
|-
 
|-
|width="15%"  |'''Step 5.'''
+
|width="15%"  |'''Langkah''' '''5.'''
|If the answer to one of the questions is ‘no’, move two palms further into the row and check again.
+
|Jika ada jawaban ‘tidak’ atas satu pertanyaan diatas, pindah ke 2 sawit berikutnya di baris yang sama, lalu pastikan kembali.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 6.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''6.'''
|style="background:#f0f8ff;" |If the answer to all the questions is ‘yes’, mark that palm as described above (in this case: ‘5 over 5’) (see [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure29.png Figure 29]).
+
|style="background:#f0f8ff;" |Jika jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah ‘Ya’, tandai sawit seperti deskripsi di atas (dalam contoh ini: ‘5 di baris 5’) (lihat [http://akvopedia.org/wiki/File:Oil-palm-4.14-figure29.png Gambar 29]).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 7.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''7.'''
|Continue along the row, each time marking the 5<sup>th</sup> palm (or two palms farther along if the 5<sup>th</sup> palm doesn’t meet the conditions) until you are two palms from the other end of the field. The palms that are close to the edge of the field (one or two palms away) should not be sampled, because they are not representative (for example, they get more sunlight).
+
|Lanjutkan proses di baris yang sama, setiap menandai sawit ke-5 (atau 2 sawit selanjutnya jika sawit ke-5 tidak memenuhi kondisi yang diharapkan) sampai posisi Anda berada di 2 sawit terakhir di barisan. Sawit yang berada paling mendekati batas perkebunan (1 atau 2 sawit yang paling dekat dengan batas) tidak perlu dijadikan sampel, karena mereka tidak termasuk representatif (contoh terlalu banyak menerima sinar matahari).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 8.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''8.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Move on to the field boundary
+
|style="background:#f0f8ff;" |Lanjutkan menuju batas perkebunan
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 9.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''9.'''
|Move five rows further along the boundary at the other end. After 5 rows, mark the palm next to the boundary. This should be the 10<sup>th</sup> row after the start of the field, so the row number on this palm should be 10. The palm number is the number of the last palm in the row.  
+
|Berjalanlah kembali mengikuti batas perkebunan hingga 5 barisan sawit berikutnya. Setelah 5 baris, tandai sawit yang terdekat dengan batas perkebunan. Seharusnya anda berada di baris ke 10 terhitung dari awal lahan, jadi nomer baris pada sawit semestinya ditandai 10. Nomer ini adalah nomer dari sawit terakhir pada baris.  
  
'''Note''': If the field is not rectangular, it may be necessary to walk back to the beginning of the row and count the number of palms to determine the palm number.
+
'''Catatan''': Jika bentuk lahan bukan persegi, dibutuhkan pengecekan kembali dari awal baris dan hitung jumlah sawitnya untuk menentukan penomoran sawit.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 10.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''10.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Move into the field and repeat step 8–13.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Susuri lahan dan ulangi langkah 8-13.
 
|-
 
|-
|width="15%"  |'''Step 11.'''
+
|width="15%"  |'''Langkah''' '''11.'''
|Continue until the entire field is done.
+
|Lanjutkan sampai semua lahan selesai ditandai.
 
|}
 
|}
[[Image:oil-palm-4.14-figure29.png|thumb|right|200px|Figure 29: How to mark sample palms]]
+
[[Image:oil-palm-4.14-figure29.png|thumb|200px|Gambar 29: Cara menandai sampel sawit]]
'''Note''': The number of the palms to mark depends on the size of the field. In large fields (5–10 ha) it is better to take every 8<sup>th</sup> row and every 8<sup>th</sup> palm. In even larger fields (more than 10 ha) you can take every 10<sup>th</sup> row and every 10<sup>th</sup> palms. This is also what companies do.
+
'''Catatan''': Penandaan nomer sawit tergantung dari besarnya lahan yang dipetakan. Di lahan besar (5-10 ha) akan lebih baik menandai setiap baris ke-8 dan pada sawit ke-8 dalam baris. Pada lahan yang lebih besar lagi (lebih dari 10 ha), Anda bisa menandai setiap baris ke-10 dan sawit ke-10. Ini juga hal yang biasa dilakukan oleh perusaahaan besar.
  
If the field is not at all rectangular, try to select the palms as follows:
+
Jika bentuk lahan tidak sepenuhnya persegi, cobalah untuk memilih penandaan sawit dengan cara berikut:
* One palm in 25 (or in 64 or 100 in larger plantations);
+
* Satu sawit untuk setiap 25 (atau untuk setiap 64 atau 100 sawit di perkebunan yang lebih besar);
* Not the palms less than 2 lines from the boundary;
+
* Bukan sawit yang berada di 2 baris terdekat dengan batas perkebunan;
* At least 4 non-sample palms between the sample palms in each direction.
+
* Sekurang-kurangnya 4 sawit non-sampel diantara sampel sawit di setiap arah.
  
===Acknowledgements===
+
===Sumber===
The material from ''Palm marking and leaf sampling'' is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) in August 2016. See [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Module 4: Fertiliser Application] for more information.
+
Penjelasan tentang ''Menandai sawit dan sampling pelepah'' diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) pada bulan Agustus 2016. Lihat [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Modul 4: Aplikasi Pupuk] untuk informasi lebih lanjut.
  
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]

Latest revision as of 05:54, 5 January 2018

English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk

Latar belakang

Untuk memastikan keberlangsungan manajemen dan hasil panen yang stabil, maka perlu dibuatkan pemetaan perkebunan yang menunjukkan sawit mana saja yang terindikasi. Pada pemetaan ini, sawit dura dan pisifera dan lahan kosong juga perlu ditandai. Dengan ini, penting pula untuk memilih dan menandai 'sampel sawit’ untuk pengawasan hama dan koleksi sampel pelepah, karena akan sangat menguras kinerja jika harus memeriksa atau mengambil sampel dari semua sawit yang ada. Memang butuh waktu untuk melakukan pemetaan dan menandai sampel sawit, namun pada akhirnya hal ini akan menghemat waktu kerja – meskipun proses sampling pelepah belum pernah dikerjakan.

Tujuan

  • Agar dapat memantau efisiensi manajemen dan produktivitas;
  • Agar dapat secara efektif menjalankan proses patroli hama;
  • Agar dapat secara efisien menjalankan proses sampling pelepah.

Standarisasi

  • Menyediakan pemetaan perkebunan secara lengkap, yang menunjukkan posisi sawit, lahan kosong, dan batas-batas perkebunan;
  • Pemilihan sampel sawit antara 1-4 persen dari seluruh populasi sawit di perkebunan;
  • Sampel sawit sehat dan merupakan representasi dari perkebunan;
  • Sampel sawit tersebar secara merata di seluruh areal perkebunan;
  • Sampel sawit ditandai dengan jelas.

Waktu pelaksanaan

  • Sekali, pada awal proses rehabilitasi.

Frekuensi

  • Sekali sepanjang waktu efektif perkebunan.

Catatan: Setiap kali melakukan proses sampling (atau jika dilakuan sekali dalam setiap tahun) periksa kembali sampel sawitnya apakah masih dalam kondisi sehat dan penandanya masih jelas. Jika tidak, pilih sawit lainnya dan/atau ulang kembali penanda sawitnya.

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Menggambar peta perkebunan: 2-3 jam untuk lahan seluas 2 hektar.
  • Menandai sampel sawit: 1-2 jam per 2 hektar.

Peralatan dan perlengkapan

Gambar 27: Kertas isometrik
Gambar 28: Contoh peta perkebunan, termasuk tampilan sawit, lahan kosong, sampel sawit (yang dilingkari), jalan utama (bawah) dan area rawa-rawa (atas kiri)
  • Kuas cat;
  • Cat biru dan kuning;
  • Kertas isometrik atau lainnya (lihat Gambar 27);
  • Opsional: meteran, GPS.

Tenaga kerja

  • Para petani dan keluarganya atau karyawan harian lepas.
  • Sebaiknya dikerjakan bersama dengan penyuluh atau perwakilan dari kemitraan.

Cara pelaksanaan

Menggambar peta perkebunan

Peta perkebunan biasanya digambar pada kertas isometrik (lihat Gambar 27). Setiap sawit harus digambarkan sebagai titik pada simpangan dua garis (lihat Gambar 28). Jika tidak ada penanaman sawit di lokasi itu, beri silang atau kosongi saja.

Catatan: Jika lahan tidak berbentuk persegi panjang, penggambarannya akan lebih sulit. Kertas isometrik hanya bisa digunakan ketika sawit ditanam di ruang (segitiga) yang tepat. Untuk ruang persegi (bujursangkar), gunakan kertas matematis sederhana yang menggunakan rentetan bujursangkar. Untuk bentuk ruang lainnya, gambar peta perkebunan pada kertas kosong tanpa garis.

Untuk menggambar peta perkebunan, gunakan langkah-langkah berikut:

Langkah 1. Pilih lahan pertama yang akan dipetakan.
Langkah 2. Tentukan batas-batas perkebunan (contoh jalan, tanaman lainnya, sungai/parit, sawit dengan pemilik berbeda, dst.).
Langkah 3. Tentukan arah barisan sawit:
  • Jika sawit ditanam sesuai format yang benar (bentuk segitiga), barisannya bisa dilihat dalam 2 arah.
  • Pemilihan sawit akan lebih mudah jika arah barisannya sejajar dengan batas perkebunan.

Jika bentuk perkebunan bukan persegi, cobalah untuk menemukan arah barisan yang paling memudahkan untuk dilakukan penghitungan.

Langkah 4. Gambarlah sawit yang berada di samping jalan utama dan hitung jumlah barisannya.
Langkah 5. Untuk setiap baris, gambar setiap sawit dan hitung jumlah sawit yang ada dalam setiap baris.
Langkah 6. Gambarkan parit, sungai, jalan, dan batas lainnya, usahakan supaya ukurannya benar. Catatan: Umumnya lebar jalan memiliki lebar yang sama dengan 1 barisan sawit (ada juga yang 2).

Memilih dan menandai sampel sawit

Untuk memilih dan menandai sampel sawit, ikuti cara-cara berikut:

Langkah 1. Pilih jalan yang menjadi jalan utama.
Langkah 2. Mulai dari satu sisi dan lanjutkan mengikuti arah jalan hingga barisan ke-5. Pada baris ke-5:
  • Berdirilah pada sisi sawit menghadap ke arah jalan;
  • Temukan pangkal pelepah yang memiliki sisi datar untuk ditandai;
  • Cat pangkal pelepah dengan cat putih;
  • Ketika catnya sudah kering, tuliskan nomer baris diatasnya menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘5’);
  • Dibawah nomer baris, tuliskan urutan sawit menggunakan cat biru (dalam contoh ini: ‘1’).

Catatan: semua urutan sawit yang terletak di samping jalan harus ditandai dengan angka: ‘1’.

Langkah 3. Temukan arah barisan dan ikuti baris tersebut dari sawit satu ke sawit berikutnya sampai tiba di sawit 5. Catatan: Lahan kosong juga dihitung.
Langkah 4. Pada sawit 5, periksa hal-hal berikut:
  • Apakah ada sawitnya?
  • Apakah kondisi sawit terlihat sehat?
  • Apakah ukuran sawit kurang lebih sama tingginya dengan sawit lain di sampingnya?
  • Apakah sawit berada di lokasi yang representatif (contohnya tidak berada di area rawa atau terlalu mempet dengan selokan)?
  • Apakah sawit lain di sekitar sawit tersebut ada (tidak ada lahan kosong)?
Langkah 5. Jika ada jawaban ‘tidak’ atas satu pertanyaan diatas, pindah ke 2 sawit berikutnya di baris yang sama, lalu pastikan kembali.
Langkah 6. Jika jawaban atas semua pertanyaan di atas adalah ‘Ya’, tandai sawit seperti deskripsi di atas (dalam contoh ini: ‘5 di baris 5’) (lihat Gambar 29).
Langkah 7. Lanjutkan proses di baris yang sama, setiap menandai sawit ke-5 (atau 2 sawit selanjutnya jika sawit ke-5 tidak memenuhi kondisi yang diharapkan) sampai posisi Anda berada di 2 sawit terakhir di barisan. Sawit yang berada paling mendekati batas perkebunan (1 atau 2 sawit yang paling dekat dengan batas) tidak perlu dijadikan sampel, karena mereka tidak termasuk representatif (contoh terlalu banyak menerima sinar matahari).
Langkah 8. Lanjutkan menuju batas perkebunan
Langkah 9. Berjalanlah kembali mengikuti batas perkebunan hingga 5 barisan sawit berikutnya. Setelah 5 baris, tandai sawit yang terdekat dengan batas perkebunan. Seharusnya anda berada di baris ke 10 terhitung dari awal lahan, jadi nomer baris pada sawit semestinya ditandai 10. Nomer ini adalah nomer dari sawit terakhir pada baris.

Catatan: Jika bentuk lahan bukan persegi, dibutuhkan pengecekan kembali dari awal baris dan hitung jumlah sawitnya untuk menentukan penomoran sawit.

Langkah 10. Susuri lahan dan ulangi langkah 8-13.
Langkah 11. Lanjutkan sampai semua lahan selesai ditandai.
Gambar 29: Cara menandai sampel sawit

Catatan: Penandaan nomer sawit tergantung dari besarnya lahan yang dipetakan. Di lahan besar (5-10 ha) akan lebih baik menandai setiap baris ke-8 dan pada sawit ke-8 dalam baris. Pada lahan yang lebih besar lagi (lebih dari 10 ha), Anda bisa menandai setiap baris ke-10 dan sawit ke-10. Ini juga hal yang biasa dilakukan oleh perusaahaan besar.

Jika bentuk lahan tidak sepenuhnya persegi, cobalah untuk memilih penandaan sawit dengan cara berikut:

  • Satu sawit untuk setiap 25 (atau untuk setiap 64 atau 100 sawit di perkebunan yang lebih besar);
  • Bukan sawit yang berada di 2 baris terdekat dengan batas perkebunan;
  • Sekurang-kurangnya 4 sawit non-sampel diantara sampel sawit di setiap arah.

Sumber

Penjelasan tentang Menandai sawit dan sampling pelepah diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 4: Aplikasi Pupuk untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png