Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Tipe-tipe tanah

From Akvopedia
< Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan
Revision as of 09:01, 1 January 2018 by Khukuh.ayuda (talk | contribs) (Translation to Bahasa Indonesia on process)

Jump to: navigation, search
SNV logo.png
Wageningen small.png
Figure 1: Peat soil in Riau

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk

Kebanyakan jenis tanah normal ('tanah mineral') mengandung banyak partikel kecil bebatuan yang telah pecah menjadi bagian-bagian kecil akibat adanya angin, air, akar tanaman, dan es (di kawasan beriklim dingin).

  • Jika partikel batu berukuran cukup besar, mereka disebut sebagai ‘pasir’;
  • Jika partikel batu berukuran sangat kecil, mereka disebut sebagai ‘lempung’;
  • Jika partikel batu berukuran diantara kedua ukuran diatas, mereka disebut ‘endapan’.

Struktur tanah di sebuah areal perkebunan ditentukan dari kandungan partikel pasir, endapan, dan lempung, dengan pembagian:

  • Tanah berpasir memiliki kandungan terbesar partikel pasir;
  • Lempung memiliki banyak kandungan partikel tanah liat;
  • Tanah endapan memiliki sebagian besar partikel endapan ukuran sedang;
  • Tanah humus memiliki campuran kandungan partikel pasir, endapan, dan tanah liat.

Di hampir semua tanah mineral selalu terdapat kandungan material organik yang disebut sebagai ‘material organik tanah’. Material organik tanah adalah sisa-sisa dari tumbuhan mati, hewan, dan mikroba. Biasanya tampak berwana coklat gelap atau hitam. Tanah (mineral) normal mengandung antara 1-6% material organik, sedangkan tanah gambut mengandung >60% material organik 1 (lihat Gambar 1).

Karena adanya kandungan material organik ini, tanah gambut perlu diperlakukan dengan cara khusus.

Cara mengenali perbedaan jenis tanah

Figure 2: The flow of water through three different soil types. In the sandy soil, the water flows straight through. In the clay soil, the water stays on top. In the peat soil, the water flows in and is kept there like in a sponge.

Tanah bepasir dapat dikenali dengan cara berikut:

  • Anda akan merasakan bahwa partikel tanah (butirannya) saling bergesek jika Anda remas sejumput tanah diantara jemari Anda;
  • Tanah akan mudah pecah jika Anda coba membentuk tanah pasir yang agak basah menjadi sebuah bola ataupun sosis 2.

Tanah lempung dapat dikenali dengan cara berikut:

  • Partikel tanahnya sangat kecil, sehingga saat Anda meremasnya diantara jemari, Anda tidak akan merasakan partikelnya, melainkan terasa seperti ‘pasta’;
  • Ambil sejumlah bagian tanah liat lembab, bentuk menjadi sebuah bola atau sosis, maka bentuk ini tidak akan mudah pecah;
  • Tanah lempung akan terasa agak lengket pada saat dipegang.

Tanah endapan dapat dikenali dengan cara berikut:

  • Anda tidak bisa dengan mudah merasakan partikelnya ketika meremas tanah ini diantara jemari;
  • Ketika lembab, tanah gambut terasa licin 3;
  • Endapan lembab meninggalkan bekas debu pada jari setelah Anda memegangnya.

Tanah humus sangat sulit dikenali karena merupakan campuran dari jenis-jenis tanah diatas. Jika sebuah tanah memiliki sebagian karateristik dari setiap jenis tanah yang disebutkan diatas, maka kemungkinannya tanah tersebut berjenis humus.

Tanah gambut dapat dikenali dengan cara berikut:

  • Biasanya berwarna coklat gelap atau hitam;
  • Sangat empuk: Anda bisa merasakan kaki Anda sedikit tenggelam jika menapak ke jenis tanah ini;
  • Terdapat tetesan air yang keluar dari tanah gambut basah jika Anda meremasnya;
  • Terdapat potongan ranting, daun, dan material organik lainnya tergeletak di tanah gambut;
  • Tidak memungkinkan untuk membentuk tanah menjadi bentuk bola ataupun sosis.

Sifat-sifat penting dari jenis-jenis tanah yang berbeda

Tanah berpasir

  • Tingkat tampungan air yang rendah:
- Karena partikel tanahnya yang sangat besar, air bergerak sangat cepat melewati sela-sela partikelnya.
- Setelah hujan, air dengan cepat mengalir melewati tanah.
- Pohon sawit akan lebih mudah mengalami kendala kekeringan karena air meresap cepat ke lapisan bawah.
- Unsur hara yang mudah larut (N, K, Mg) akan mudah terbawa air, sehingga unsur hara ini akan dengan cepat tersingkirkan dari akar sawit (leaching).
- Namun begitu, unsur hara tidak umum ditemukan tersapu sepenuhnya dari permukaan tanah karena mereka meresap ke dalam tanah lebih cepat.
  • Partikel tanahnya menempati sebagian kecil area permukaan tanah:
- Beberapa partikel besar menempati sebagian kecil area permukaan dibandingkan dengan partikel kecil.
- Unsur hara lekat pada permukaan partikel tanah. Pada tanah berpasir, unsur hara tidak akan melekat kuat pada partikel tanah, yang artinya unsur ini akan mudah diserap oleh tumbuhan sawit.
- Namun begitu, karena partikelnya sangat besar, celah antar partikel juga lebih besar dan jumlahnya juga tidak terlalu banyak, sehingga pertumbuhan akar sawit menjadi kurang baik.
- Karena poin-poin ini, budidaya kelapa sawit pada tanah berpasir relatif membutuhkan pupuk yang lebih banyak.
  • Strukturnya ringan:
- Karena partikel tanahnya yang besar, tanah jenis ini tidak lekat satu sama lain;
- Menggali lubang ataupun melakukan kegiatan manajemen tanah lainnya pada tanah jenis ini menjadi relatif mudah;
- Tidak terlalu banyak resiko penggumpalan tanah;
- Namun begitu, resiko besarnya adalah erosi tanah yang disebabkan oleh angin.

Tanah lempung

Figure 3: Clay soil sample
  • Memiliki kapasitas tampungan air yang baik:
- Karena partikel tanahnya sangat kecil, air tertampung didalamnya.
- Setelah hujan, air meresap ke dalam tanah secara perlahan.
- Tumbuhan sawit umumnya tidak akan mengalami masalah kekeringan karena kandungan air hujan tertampung di dalam tanah.
- Namun begitu, kendala banjir setelah hujan lebat akan sering terjadi.
- Unsur hara yang terbawa air tidak umum terjadi karena air meresap ke dalam tanah secara perlahan.
- Unsur hara dapat hilang secara mudah dari permukaan tanah karena air tetap menggenang di permukaan tanah dan tidak meresap ke dalam.
  • Partikel tanahnya menempati sebagian besar area permukaan tanah:
- Partikel lempung yang kecil menempati lebih besar area permukaan tanah dibandingkan dengan partikel pasir.
- Unsur hara melekat lebih kuat pada tanah lempung.
- Sebagian besar tanah lempung lebih subur dan tumbuhan sawit relatif sedikit membutuhkan pupuk.
  • Strukturnya berat:
- Karena partikelnya yang kecil, tanah lebih mudah melekat satu sama lain (lihat Gambar 3).
- Menggali lubang ataupun melakukan kegiatan manajemen tanah lainnya pada tanah jenis ini sulit untuk dilakukan dan harus dilakukan hanya pada bagian yang kering.
- Penggumpalan tanah mudah terjadi; khususnya pada saat kondisi tanah basah. Sekali menggumpal, tanah menjadi sangat keras dan akar sawit tidak bisa tumbuh dengan baik. Sehingga, perlu berhati-hati jika melakukan pembajakan menggunakan ternak dan mesin seperti truk dan ekskavator dalam areal perkebunan, khususnya setelah kondisi hujan.

Tanah humus dan endapan

Tanah humus dan endapan memiliki struktur dengan karakter gabungan antara tanah pasir dan lempung dan biasanya merupakan jenis terbaik untuk usaha pertanian.

Tanah gambut

Figure 4: Water management on a peat soil in Riau
  • Kandungan air tinggi:
- Tanah gambut terbentuk saat kandungan air dalam tanah sangat tinggi, dan hanya bisa diolah ketika kandungan tersebut disusutkan terlebih dahulu.
- Jika saluran air tidak dibangun dengan baik, tanah gambut akan sering mengalami kebanjiran.
- Jika kandungan air tanah gambut disusutkan terlalu banyak, maka tanah akan mengering sangat cepat.
- Tanah gambut yang kering memiliki resiko terbakar lebih cepat sehingga dapat merusak seluruh lahan perkebunan.
- Water management is difficult on peat soils and requires a lot of attention (see Figure 4).
- Peat soils have a good water holding capacity, especially when compacted.
  • Small surface of soil particles, strong acidity, binding of nutrients:
- The soil particles in peat form less than 40 percent of the soil; the rest is organic material.
- Often peat soils have a very low pH (< 3.5—4.0).
- Peat soils do not contain many nutrients apart from N which is in the organic matter.
- Potassium (K) is not held by peat soil and so is easily leached and lost.
- Because of acids in the peat soil, copper (Cu) and Zinc (Zn) are bound in the soil and are not available for uptake by the plant.
  • Very light structure:
- Because there are not many soil particles in peat soil the structure is very light, almost fluffy.
- Palm roots don’t have anything to hold onto, so palms tend to fall over.
- Before planting, peat soils should be compacted (by riding over it a few times with big machines) to make the soil more dense.

Due to the above issues, palms growing in peat soils require large amounts of K and the application of additional Cu and Zn fertilisers (see Table 2).

Table 2: Removal and immobilisation of nutrients on peat soils

Nutrient name Compound Nutrient removal (kg/ha/year) at two yield levels
18—24 t/year FFB > 24 t/year FFB
Nitrogen N 80—110 4 > 110
Phosphorus P2O5 (43.7% P) 30—37 > 37
Potassium K2O (83% K) 215—260 5 > 260
Magnesium MgO (60% Mg) 0—20 6 0—20
Boron B Trace Trace
Copper Cu Trace Trace

The importance of soil organic matter in mineral soils

Soil organic matter is important because it improves the soil. Soil organic matter:

  • Holds on to fertiliser nutrients;
  • Holds water;
  • Makes clay soils less dense and heavy;
  • Makes sandy soils more sticky;
  • Slowly releases nutrients while it is further broken down in the soil.

Soil organic matter content can be increased by:

  • Recycling dead plant parts in the plantation (e.g. fronds, frond butts, male flowers etc., see Module 3: Plantation Maintenance);
  • Adding organic waste materials from the mill (e.g. empty fruit bunches, palm oil mill effluent);
  • Maintaining a good weed cover at around 50 cm height (see Module 3: Plantation Maintenance).

Soil acidity

Figure 5: Rock phosphate application helps to reduce soil acidity

It is useful to check the soil pH (level of acidity) before choosing which fertilisers to apply.

  • The pH should be checked both within and outside the weeded circle, because acidification can be local and occurs mostly in the weeded circle.
  • Checking the pH can be done very easily using a piece of pH paper and some moist soil.
  • The moisture from the soil will cause the paper to change colour, depending on how acidic the soil is.
  • If the acidity is below 5, then the soil is somewhat acid and the uptake of fertilisers can be slightly reduced.
  • If the acidity is below 4, then the soil is very acid. Making the soil less acid will help to make fertilisers better available.
  • Correct severely acidic soil by applying:
- Rock phosphate (a phosphate fertiliser)
- Dolomite (a magnesium fertiliser)
- Lime (calcium carbonate)
- Empty fruit bunches
- Bunch ash (burned empty fruit bunches)

References

  1. S. Paramananthan, Managing marginal soils for sustainable growth of oil palms in the tropics, Journal of Oil Palm & The Environment, 4 (2013) 1—16.
  2. Royal Horticultural Society, 2015, Soil types, The Royal Horticultural Society, http://apps.rhs.org.uk/advicesearch/profile.aspx?pid=179, Accessed 20 November 2014.
  3. Leineriza, 2011, 5 Different Soil Types – Know Your Soil Type, http://agverra.com/blog/soil-types/, Accessed 20 November 2014.
  4. I. Comte, F. Colin, J.K. Whalen, O. Grunberger, J.P. Caliman, Agricultural practices in oil palm plantations and their impact on hydrological changes, nutrient fluxes and water quality in Indonesia: a review., Advances in Agronomy, Vol 116, 116 (2012) 71—124.
  5. I. Comte, F. Colin, J.K. Whalen, O. Grunberger, J.P. Caliman, Agricultural practices in oil palm plantations and their impact on hydrological changes, nutrient fluxes and water quality in Indonesia: a review., Advances in Agronomy, Vol 116, 116 (2012) 71—124.
  6. K.H. Lim, S.S. Lim, F. Parish, R. Suharto, RSPO Manual on Best Management Practices (BMPs) for Existing Oil Palm Cultivation on Peat., RSPO, Kuala Lumpur, Malaysia, 2012.

Acknowledgements

The material from Soil types is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit (SNV) in August 2016. See Module 4: Fertiliser Application for more information.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png