Difference between revisions of "Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Sampling pelepah"

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
 
(Translation to Bahasa Indonesia completed)
Line 1: Line 1:
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|right|100px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen small.png|right|100px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
[[Image:oil-palm-4.13-figure30.png|thumb|right|200px|Figure 30: Spiral going to the left (left) and to the right (right)]]
+
[[Image:oil-palm-4.13-figure30.png|thumb|200px|Gambar 30: Spiral mengarah ke kiri (gambar kiri) dan ke kanan (gambar kanan)]]
[[Image:oil-palm-4.13-figure31.png|thumb|right|200px|Figure 31: Identifying leaf 17]]
+
[[Image:oil-palm-4.13-figure31.png|thumb|200px|Gambar 31: Mengidentifikasi pelepah 17]]
[[Image:oil-palm-4.13-figure32.png|thumb|right|200px|Figure 32: The point where leaflets are sampled, two hands below the point where the rachis becomes triangular (indicated by a circle]]
+
[[Image:oil-palm-4.13-figure32.png|thumb|200px|Gambar 32: Titik dimana pucuk daun dijadikan sampel, 2 tangan di bawah titik dimana bercak yang muncul membentuk triangular (muncul dalam bentuk lingkaran)]]
  
Download: [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Module 4: Fertiliser Application]
+
Unduh: [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Modul 4: Aplikasi Pupuk]
  
===Background===
+
===Latar belakang===
Leaf sampling is used to determine the nutrient content of palms in plantations. This helps to determine exactly how much fertiliser is required for the palms, and can help to track nutrient deficiencies.
+
Sampling pelepah dilakukan untuk menentukan kandungan unsur hara yang tersedia dalam perkebunan. Hal ini membantu untuk menentukan kebutuhan pupuk secara tepat yang dibutuhkan oleh pohon sawit, dan juga membantu untuk mengetahui defisiensi unsur hara.
  
Leaf sampling is quite complicated, and the analysis of the samples in the laboratory is expensive (~$30 per sample). Sampling should therefore be undertaken in discussion with extension officers or by a skilled worker.
+
Proses sampling pelepah cukup sulit dan biaya analisa laboratorium juga mahal (~ $30 per sampel). Oleh karena itu, penentuan proses sampling seharusnya didiskusikan terlebih dahulu dengan penyuluh perkebunan ataupun pekerja ahli.
 
   
 
   
In the Field Handbook – Mature (Rankine and Fairhurst, 1999), the protocol for leaf sampling is described in full detail <ref name="field handbook3">I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999.
+
Dalam buku Field Handbook – Mature (Rankine dan Fairhurst, 1999), protokol sampling pelepah dijelaskan secara detil <ref name="field handbook3">I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999.
[8] Tropical Forages, Calopogonium caeruleum, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Calopogonium_caeruleum.htm, Accessed September 2013.</ref>. The information below is a summary of that protocol, with some adaptations.
+
[8] Tropical Forages, Calopogonium caeruleum, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Calopogonium_caeruleum.htm, Accessed September 2013.</ref>. Informasi berikut merupakan rangkuman atas protokol tersebut, dengan beberapa adaptasi.
  
===Goal===
+
===Tujuan===
* Be able to identify the nutrient concentration in palm leaves;
+
* Agar dapat mengidentifikasi konsentrasi unsur hara pada pelepah sawit;
* Be able to find nutrient deficiencies that had not been noticed before;
+
* Agar dapat menemukan defisiensi unsur hara yang tidak disadari sebelumnya;
* Be able to decide about fertiliser requirements in the coming year;
+
* Agar dapat menentukan kebutuhan pupuk yang diperlukan untuk tahun berikutnya;
* Be able to adapt the fertiliser programme specifically to the need of the palms.
+
* Agar dapat secara spesifik menyesuaikan pemograman pupuk untuk kebutuhan perkebunan.
  
===Standard===
+
===Standarisasi===
* A representative sample of palm leaflets and rachis is collected.
+
* Pengumpulan sampel daun dan tulang daun yang representatif.
* Samples are processed correctly and sent to the laboratory for nutrient content analysis.
+
* Sampel akan diproses secara benar kemudian dikirim ke laboratorium untuk analisa kandungan unsur haranya.
* Sampling should be carried out by trained workers or extension agents, exactly according to protocol.
+
* Proses sampling harus dilakukan oleh pekerja terlatih atau penyuluh lapangan, dan harus sesuai dengan protokol yang berlaku.
  
===Timing===
+
===Waktu pelaksanaan===
* Leaf sampling should be done once per year, more or less at the same time each year:
+
* Proses sampling daun harus dilakukan sekali dalam setahun, kurang lebih pada waktu yang sama setiap tahun:
:: - '''Not''' in very wet or very dry periods
+
:: - '''Tidak''' pada saat puncak musim hujan ataupun musim kering
:: - At least 3 months after fertiliser application (if possible)  
+
:: - Minimal 3 bulan setelah pengaplikasian pupuk (jika memungkinkan)  
'''Note''': Try to sample all fields as soon as possible after each other. That way, transporting costs can also be reduced because all samples can be sent to the laboratory at the same time.
+
'''Catatan''': usahakan untuk mengambil sampel dari semua lahan sesegera mungkin. Dengan begitu, ongkos transportasi bisa ditekan karena semua sampel bisa langsung dikirim ke laboratorium di waktu yang sama.
  
===Frequency===
+
===Frekuensi===
Once per year.
+
Sekali dalam setahun.
  
===Labour time requirement===
+
===Kebutuhan waktu tenaga kerja===
* Sample collection: 5—10 minutes per palm
+
* Pengumpulan sampel: 5-10 menit per pohon
* Sample processing: 10—20 minutes per sample
+
* Pemrosesan sampel: 10-20 menit per sampel
  
===Equipment and materials===
+
===Peralatan dan perlengkapan===
* Clean harvesting tools
+
* Alat-alat panen yang bersih
* Bush knife
+
* Parang
* Sharp small knife
+
* Pisau kecil tajam
* Table or other clean cutting surface
+
* Meja atau alas bersih untuk pemotongan
* Clean plates
+
* Piring bersih
 
* Microwave
 
* Microwave
* Cloth bag
+
* Kantong kain
* Marker pen
+
* Spidol
* Notebook, pens
+
* Buku catatan, pulpen
* Paper bags or envelopes
+
* Kantong kertas atau amplop
* Clean water
+
* Air bersih
* Cardboard box
+
* Kardus
  
===Who===
+
===Tenaga kerja===
Trained workers, extension officers, or cooperative representatives
+
Pekerja terlatih, penyuluh, atau representasi kemitraan
  
===How===
+
===Cara pelaksanaan===
This protocol must be carried out cleanly and carefully. Training or experience is necessary.
+
Protokol ini harus dijalankan secara bersih dan hati-hati. Pelatihan atau pengalaman sangat penting.
  
To conduct leaf sampling follow these steps:
+
Untuk mengerjakan proses sampling daun, ikuti cara-cara berikut:
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
 
{| style="border: 1px solid #72CDFF" cellpadding="5" cellspacing="0"  
|width="15%" valign="top"|'''Step 1.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah 1.'''
|Move to the first sample palm and check if it is healthy..
+
|Cek sampel dari pohon pertama dan periksa apakah sampelnya sehat.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 2.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''2.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Write down any nutrient deficiencies and damage to the palm that are observed.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Catat semua defisiensi unsur hara yang ada dan kerusakan yang terlihat dalam proses ini.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 3.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''3.'''
|Determine if the spiral is going left or right by looking at the frond butts on the palm trunk (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure30.png Figure 30]).
+
|Tentukan apakah spiral sawit mengarah ke kiri atau ke kanan dengan cara melihat pola pangkal pelepah pada batang (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure30.png Gambar 30]).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 4.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''4.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Locate the last fully opened leaf in the centre of the palm crown. This is Leaf 1. In Leaf 1, the small ‘spines’ at the bottom of the leaf should already be visible, while in Leaf 0, the leaflets go all the way down into the centre of the leaf. It is easiest to look first for Leaf 0. Leaf 1 is located one-third round away from leaf 0, walking against the direction of the spiral.<br>
+
|style="background:#f0f8ff;" |Temukan pelepah yang terakhir terbuka sempurna di tengah mahkota sawit. Ini kita sebut sebagai pelepah 1. Pada pelepah 1, ‘tulang’ daun kecil yang berada di pangkal harus sudah tampak dari luar, sedangkan pada pelepah 0, pucuk daunnya mengarah  ke bawah menuju pusat pelepah. Cara termudah adalah menemukan terlebih dahulu Pelepah 0. Pelepah 1 terletak sepertiga putaran dari pelepah 0, ke arah yang berlawanan dari arah spiral.<br>
'''Note''': In order to learn how to recognise Leaf 0, 1, and 17, a field-training from an experienced professional is absolutely necessary!.
+
'''Catatan''': Untuk mengetahui bagaimana cara mengenali mana Pelepah 0,1 dan 17, sangat penting untuk melaksanakan pelatihan lapangan yang dipandu oleh tenaga profesional yang berpengalaman!.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" |'''Step 5.'''
+
|width="15%" valign="top" |'''Langkah''' '''5.'''
|Follow the spiral of Leaf 1 downwards in the canopy:  
+
|Ikuti arah menurun spiral Pelepah 1 di dalam kanopi:  
* The frond below 1 on the same spiral is 8;  
+
* Pelepah di bawah 1 pada spiral yang sama adalah 8;  
* The frond below 8 is 17.
+
* Pelepah di bawah 8 adalah 17.
'''Note''': The spiral doesn’t run straight down but makes a curve (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure31.png Figure 31]).
+
'''Catatan''': Arah spiral ini tidak berurutan lurus ke bawah, namun membentuk lengkungan (lihat [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure31.png Gambar 31]).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 6.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''6.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Cut off Leaf 17 using clean harvesting tools.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Potong Pelepah 17 menggunakan alat panen bersih.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 7.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''7.'''
|Place the frond on the weeds or on a plastic sheet. '''It should never touch bare soil''', otherwise it can get contaminated with fertilisers.  
+
|Tempatkan pelepah yang telah dipotong di atas gulma atau lembaran plastik. '''Jangan pernah tempatkan potongan pelepah hingga menyentuh tanah,''' jika tidak maka pelepah ini dapat terkontaminasi oleh pupuk.  
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 8.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''8.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Find the point (a bit above the middle of the leaf) where the top of the rachis goes from flat to triangular (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure32.png Figure 32]).
+
|style="background:#f0f8ff;" |Temukan titik (sedikit diatas bagian tengah pelepah) dimana bagian atas tulang daun berubah dari bentuk datar menjadi bentuk segitiga (lihat [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure32.png Gambar 32]).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" |'''Step 9.'''
+
|width="15%" valign="top" |'''Langkah''' '''9.'''
|Around two hands below this point, select six leaflets on the left side and six on the right side of the leaf. Of these leaflets, three should be in the upper rank and three should be in the lower rank (see [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure32.png Figure 32]). The leaflets should not be split or damaged  Cut or pull the leaflets from the rachis.
+
|Sekitar seukuran 2 telapak tangan dibawah titik ini, pilih enam pucuk daun dari sisi kiri dan enam pucuk daun dari sisi kanan pelepah. Pada pilihan daun ini, tiga daun seharusnya berada pada ranking atas dan tiga sisanya seharusnya berada pada ranking bawah (lihat [http://akvopedia.org/sandbox/File:Oil-palm-4.13-figure32.png Gambar 32]). Pucuk daun ini jangan sampai terpotong ataupun rusak, atau tercabut dari tangkai pelepahnya.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 10.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''10.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Cut off the top and the bottom part of the leaflets so that the middle 15—20 cm remains. Discard the top and the bottom part and put the middle part of the leaflets in a clearly marked paper envelope.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Potong bagian atas dan bagian bawah pucuk daun sehingga menyisakan bagian tengahnya seukuran 15-20 cm. Buang bagian atas dan bagian bawahnya kemudian masukkan bagian tengah pucuk daun ini kedalam amplop yang ditandai dengan jelas.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 11.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''11.'''
|Around the point where the leaflets were removed, cut out a piece of rachis of about 20 cm in length. Place it in the envelope with the leaflets.
+
|Dari sekitar bagian dimana pucuk daunnya dicabut, potong tangkai pelepah dengan panjang sekitar 20 cm. Masukkan kedalam amplop beserta pucuk daun yang masih melekat.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 12.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''12.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Proceed to the next sampling palm and repeat the steps above until all of the sampling palms have been done.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Lanjutkan ke pohon selanjutnya yang akan diambil pula sampelnya dan ulangi langkah-langkah diatas hingga semua pohon yang ditargetkan selesai.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" |'''Step 13.'''
+
|width="15%" valign="top" |'''Langkah''' '''13.'''
|Take the samples to a place where a table and cutting tools are available.
+
|Bawa sampel tersebut ke tempat yang sudah disediakan meja dan alat potong lainnya.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 14.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''14.'''
|style="background:#f0f8ff;" |For each leaflet, cut out and remove the middle vein. Cut the remaining pieces into small strips (about 0.5—1 cm each).
+
|style="background:#f0f8ff;" |Untuk setiap helai daun, potong dan pisahkan tulang daunnya. Potong bagian yang tersisa menjadi potongan kecil menyerupai garis (masing-masing dengan lebar sekitar 0.5-1 cm).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 15.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''15.'''
|Chop the pieces of rachis with a bush knife into small chips (about 1—2 cm each).
+
|Potong tangkai pelepah menggunakan golok menjadi potongan kecil-kecil (masing-masing berukuran 1—2 cm).
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 16.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''16.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Put the leaflets from one plantation together in a clean cloth bag. Place the bag in a microwave and dry as follows:
+
|style="background:#f0f8ff;" |Taruh helai daun yang diambil dari 1 perkebunan dalam kantong kain bersih. Taruh kantong ini kedalam microwave dan keringkan dengan petunjuk berikut:
* 4 minutes at full power, remove, shake;
+
* 4 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
* 2 minutes at full power, remove, shake;
+
* 2 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
* 1 minute at full power, remove, shake;
+
* 1 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
* 1 minute at full power, remove, shake;
+
* 1 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
* 10-15 minutes cooling down at the table top.
+
* 10-15 menit proses pendinginan di atas meja.
The same protocol can be followed for the rachis.
+
Protokol yang sama juga bisa diikuti untuk tangkai pelepah.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" |'''Step 17.'''
+
|width="15%" valign="top" |'''Langkah''' '''17.'''
|If no microwave is available:
+
|Jika tidak tersedia microwave:
* Put the samples in the sun for two days to sun-dry, or
+
* Jemur sampel selama 2 hari agar kering alami, atau
* Air-dry in a room with low air humidity until the samples are dry enough to be sent to the lab without rotting along the way.
+
* Angin-anginkan dalam ruangan yang memiliki tingkat kelembaban yang rendah hingga sampel tersebut cukup kering untuk dikirimkan sehingga tidak beresiko terjadi pembusukan dalam proses perjalanan.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 18.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''18.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Take two sub-samples:
+
|style="background:#f0f8ff;" |Ambil dua sub-sampel:
* One 20–40 gram sample which is sent to the laboratory for analysis;
+
* Satu 20–40 gram sampel yang dikirimkan ke laboratorium untuk proses analisa;
* One 20–40 gram sample which is stored in a cool, dry place as a backup.
+
* Satu 20–40 gram sampel yang disimpan di tempat yang dingin dan kering sebagai cadangan.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top"|'''Step 19.'''
+
|width="15%" valign="top"|'''Langkah''' '''19.'''
|If samples are sent regularly, then it is useful to make a large reference sample, of which a subsample is included each time, in order to check if the analysis is done correctly.
+
|Jika sampel dikirimkan secara rutin, maka akan sangat berguna jika selalu memiliki sampel referensi, yang sub-sampelnya selalu disimpan pada setiap proses sampling, untuk memeriksa apakah analisanya dilakukan secara benar.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 20.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''20.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Pack the sub-samples to be sent to the laboratory in a plastic bag with the sample code (for example a date and a field code), and then in a cardboard box.  
+
|style="background:#f0f8ff;" |Packing sub-sampel yang akan dikirimkan ke laboratorium kedalam kantong plastik yang telah ditandai dengan kode sampel (contoh: tanggal dan kode lahan), lalu masukkan kedalam kardus.  
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" |'''Step 21.'''
+
|width="15%" valign="top" |'''Langkah''' '''21.'''
|Send the samples to a good laboratory as soon as possible. To find a good laboratory, ask the extension workers or a nearby company.
+
|Kirim sampel tersebut ke laboratorium yang terpercaya sesegera mungkin. Untuk mengetahui bagus atau tidaknya laboratorium, tanyakan pada penyuluh atau perusahaan terdekat.
 
|-
 
|-
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Step 22.'''
+
|width="15%" valign="top" style="background:#f0f8ff;" |'''Langkah''' '''22.'''
|style="background:#f0f8ff;" |Put the backup samples in plastic bags and store them in a cool, dry place.
+
|style="background:#f0f8ff;" |Masukkan sampel cadangan kedalam kantong plastik dan simpan di tempat yang dingin dan kering.
 
|}
 
|}
  
===Interpretation of Leaf Sampling Results===
+
===Penjelasan dari hasil sampling daun===
The table below can be used to determine if leaf nutrient concentrations are deficient, good, or excessive <ref name="field handbook3"/>.
+
Tabel berikut dapat digunakan untuk menentukan apakah konsentrasi hara pada daun dianggap mengalami defisiensi, masih bagus, atau terlalu berlebihan <ref name="field handbook3"/>.
  
<font color="#72CDFF>Table 4: Nutrient concentrations in leaves of palms of more than six years after planting</font>
+
<font color="#72CDFF>Tabel 4: Konsentrasi hara pada pelepah sawit yang berumur lebih dari enam tahun terhitung dari waktu penanaman</font>
 
{| border="1" cellspacing="0" cellpadding="5"
 
{| border="1" cellspacing="0" cellpadding="5"
! width="25%" style="background:#efefef;" rowspan="2" align="center"| Nutrient
+
! width="25%" style="background:#efefef;" rowspan="2" align="center"| Unsur hara
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center" colspan="3"| Nutrient level
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center" colspan="3"| Tingkat hara
 
|-
 
|-
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Deficient
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Defisien
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Good
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Baik
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Excessive
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Berlebihan
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Macronutrients (N, P, K, Mg); nutrient concentration in % of dry leaf mass''
+
|colspan="4"|''Hara makro (N, P, K, Mg); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering''
 
|-
 
|-
 
|Nitrogen (N)
 
|Nitrogen (N)
Line 161: Line 161:
 
|> 3.00
 
|> 3.00
 
|-
 
|-
|Phosphorus (P)
+
|Fosforus (P)
 
|< 0.14
 
|< 0.14
 
|0.15—0.19
 
|0.15—0.19
Line 176: Line 176:
 
|> 0.70
 
|> 0.70
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Micronutrients (B, Cu, Zn); nutrient concentration in milligram per kilo dry leaf ''
+
|colspan="4"|''Hara mikro (B, Cu, Zn); konsentrasi hara dalam satuan miligram per kilo daun kering''  
 
|-
 
|-
 
|Boron (B)
 
|Boron (B)
Line 183: Line 183:
 
|> 40
 
|> 40
 
|-
 
|-
|Copper (Cu)
+
|Tembaga (Cu)
 
|< 3.0
 
|< 3.0
 
|5.0—8.0
 
|5.0—8.0
 
|> 15
 
|> 15
 
|-
 
|-
|Zinc (Zn)
+
|Seng (Zn)
 
|< 10
 
|< 10
 
|12—18  
 
|12—18  
 
|> 20
 
|> 20
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Other nutrients (Ca, S, Cl); nutrient concentration in % of dry leaf mass''
+
|colspan="4"|''Kandungan hara lainnya (Ca, S, Cl); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering''
 
|-
 
|-
|Calcium (Ca)
+
|Kalsium (Ca)
 
|< 0.25
 
|< 0.25
 
|0.50—0.75
 
|0.50—0.75
 
|> 1.0
 
|> 1.0
 
|-
 
|-
|Sulfur (S)
+
|Belerang (S)
 
|< 0.20
 
|< 0.20
 
|0.25—0.35
 
|0.25—0.35
 
|> 0.60
 
|> 0.60
 
|-
 
|-
|Chlorine (Cl)
+
|Klorin (Cl)
 
|< 0.25
 
|< 0.25
 
|0.50—0.70
 
|0.50—0.70
Line 212: Line 212:
  
  
<font color="#72CDFF>Table 5: Nutrient concentrations in leaves of palms of 1–6 years after planting.</font>
+
<font color="#72CDFF>Tabel 5: Konsentrasi hara pada pelepah sawit yang berumur antara 1-6 tahun terhitung dari waktu penanaman.</font>
 
{| border="1" cellspacing="0" cellpadding="5"
 
{| border="1" cellspacing="0" cellpadding="5"
! width="25%" style="background:#efefef;" rowspan="2"| Nutrient
+
! width="25%" style="background:#efefef;" rowspan="2"| Unsur hara
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center" colspan="3"| Nutrient level
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center" colspan="3"| Tingkat hara
 
|-
 
|-
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Deficient
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Defisien
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Good
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Baik
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Excessive
+
! width="25%" style="background:#efefef;" align="center"| Berlebihan
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Macronutrients (N, P, K, Mg); nutrient concentration in % of dry leaf mass''
+
|colspan="4"|''Hara makro (N, P, K, Mg); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering''
 
|-
 
|-
 
|Nitrogen (N)
 
|Nitrogen (N)
Line 228: Line 228:
 
|> 3.10
 
|> 3.10
 
|-
 
|-
|Phosphorus (P)
+
|Fosforus (P)
 
|< 0.15
 
|< 0.15
 
|0.16—0.19
 
|0.16—0.19
Line 243: Line 243:
 
|> 0.70
 
|> 0.70
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Micronutrients (B, Cu, Zn); nutrient concentration in milligram per kilo dry leaf ''
+
|colspan="4"|''Hara mikro (B, Cu, Zn); konsentrasi hara dalam satuan miligram per kilo daun kering ''
 
|-
 
|-
 
|Boron (B)
 
|Boron (B)
Line 250: Line 250:
 
|> 40
 
|> 40
 
|-
 
|-
|Copper (Cu)
+
|Tembaga (Cu)
 
|< 3.0
 
|< 3.0
 
|5.0—8.0
 
|5.0—8.0
 
|> 15
 
|> 15
 
|-
 
|-
|Zinc (Zn)
+
|Seng (Zn)
 
|< 10
 
|< 10
 
|12—18  
 
|12—18  
 
|> 20
 
|> 20
 
|-
 
|-
|colspan="4"|''Other nutrients (Ca, S, Cl); nutrient concentration in % of dry leaf mass''
+
|colspan="4"|''Kandungan hara lainnya (Ca, S, Cl); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering''
 
|-
 
|-
|Calcium (Ca)
+
|Kalsium (Ca)
 
|< 0.30
 
|< 0.30
 
|0.50—0.70
 
|0.50—0.70
 
|> 0.70
 
|> 0.70
 
|-
 
|-
|Sulfur (S)
+
|Belerang (S)
 
|< 0.20
 
|< 0.20
 
|0.30—0.40
 
|0.30—0.40
 
|> 0.60
 
|> 0.60
 
|-
 
|-
|Chlorine (Cl)
+
|Klorin (Cl)
 
|< 0.25
 
|< 0.25
 
|0.50—0.70
 
|0.50—0.70
Line 278: Line 278:
 
|}
 
|}
  
===Concentration analysis===
+
===Analisa konsentrasi===
'''If concentrations are good''', then the fertiliser application is good and should be continued.
+
'''Jika konsentrasi haranya baik''', maka aplikasi pupuk yang dilakukan selama ini bagus dan harus dilanjutkan.
  
'''If the concentrations are excessive''', then too much fertiliser is applied; money spent on those fertilisers will not increase the yield.  
+
'''Jika konsentrasi haranya berlebihan''', maka pemberian pupuk yang dilakukan terlalu berlebihan, biaya yang dihabiskan untuk pembelian pupuk tersebut tidak akan meningkatkan hasil panen.  
* Excessive nutrient concentrations usually only occur when really large amounts of fertilisers are applied.
+
* Konsentrasi hara yang berlebihan biasanya hanya muncul pada saat terjadinya aplikasi pupuk dalam jumlah sangat banyak.
* Excessive N concentrations (and deficient K concentrations) can occur when NPK 15-15-15 or 16-16-16 fertilisers are applied (which are usually only suitable for immature plantings).
+
* Konsentrasi N yang berlebihan (dan konsentrasi N yang defisien) bisa muncul saat NPK 15-15-15 atau 16-16-16 diaplikasikan (yang biasanya hanya cocok untuk perkebunan belum dewasa).
* If the leaf concentration of a specific nutrient is excessive, the application of this nutrient fertiliser should be reduced, and no negative effects on yields should be observed.
+
* Jika konsentrasi unsur hara spesifik pada daun berlebihan, aplikasi pupuk haranya harus dikurangi, dan tidak perlu melakukan observasi dampak negatifnya pada hasil panen.
* In general, a reduction of applied quantities by a quarter or a third is recommended.
+
* Umumnya, direkomendasikan pengurangan jumlah aplikasi pupuk sebanyak hingga seperempat atau sepertiga bagian dari jumlah yang biasa digunakan.
* In the next years, leaf nutrient concentration should be monitored closely, so that the best fertiliser quantity can be determined.
+
* Pada tahun berikutnya, konsentrasi hara daun harus dimonitor lebih sering, sehingga jumlah pupuk yang paling tepat diaplikasikan bisa ditentukan.
  
'''If concentrations are deficient''', then too little fertiliser is applied, or the fertiliser does not reach the palm.
+
'''Jika konsentrasi haranya defisien''', maka aplikasi pupuk yang diberikan terlalu sedikit, atau bisa saja tidak terserap dengan baik oleh pohon sawit.
* The way of applying fertiliser should be checked if fertilisers are applied at the wrong place or time, or if weeding is not done correctly, then it may be that fertilisers are lost.
+
* Cara pengaplikasian pupuk perlu diawasi jika pupuk diaplikasikan pada tempat dan waktu yang salah, atau jika proses penyiangan tidak dilakukan dengan benar, maka pupuk yang diaplikasikan jadi sia-sia.
* Extra fertiliser will be required to correct the nutrient deficiency.
+
* Tambahan pupuk diperlukan untuk mengkoreksi defisiensi hara.
* [[Sustainable Oil Palm Farming / Fertiliser recommendations | Module 4, Fertiliser recommendations]] gives suggestions for correct fertiliser quantities. If fertilisers are applied below the recommended quantities, the amount should be increased.
+
* [[Sustainable Oil Palm Farming / Fertiliser recommendations | Modul 4, Rekomendasi pupuk]] memberikan saran penggunaan jumlah pupuk yang benar. Jika jumlah pupuk yang diaplikasikan kurang dari jumlah yang direkomendasikan, maka jumlahnya perlu ditingkatkan lagi.
* For boron, copper and zinc, make sure that no more than the maximum quantities are applied (see [[Sustainable Oil Palm Farming / Fertiliser recommendations | Module 4, Table 3–6]]), because these fertilisers can be toxic when applied in excess.
+
* Untuk boron, tembaga, dan seng, pastikan bahwa aplikasinya tidak melebihi jumlah maksimal yang disarankan (lihat [[Sustainable Oil Palm Farming / Fertiliser recommendations | Modul 4, Tabel 3–6]]), karena jenis pupuk ini bisa berubah menjadi racun jika diaplikasikan secara berlebihan.
  
===References===
+
===Referensi===
 
<references/>
 
<references/>
  
===Acknowledgements===
+
===Sumber===
The material from ''Leaf sampling'' is sourced from Smallholder Oil Palm Handbook and put together by Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) and Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) in August 2016. See [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Module 4: Fertiliser Application] for more information.
+
Penjelasan tentang ''Sampling pelepah'' diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez ([http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm Wageningen Universit]) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit ([http://www.snv.org/ SNV]) pada bulan Agustus 2016. Lihat [http://intothefield.nl/wp-content/uploads/2016/05/Module-4-3rd-edition-2016-08.pdf Modul 4: Aplikasi Pupuk] untuk informasi lebih lanjut.
  
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:SNV logo.png|left|80px|link=http://www.snv.org/]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]
 
[[Image:wageningen university logo.png|left|350px|link=http://www.wageningenur.nl/en/wageningen-university.htm]]

Revision as of 10:45, 3 January 2018

SNV logo.png
Wageningen small.png
Gambar 30: Spiral mengarah ke kiri (gambar kiri) dan ke kanan (gambar kanan)
Gambar 31: Mengidentifikasi pelepah 17
Gambar 32: Titik dimana pucuk daun dijadikan sampel, 2 tangan di bawah titik dimana bercak yang muncul membentuk triangular (muncul dalam bentuk lingkaran)

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk

Latar belakang

Sampling pelepah dilakukan untuk menentukan kandungan unsur hara yang tersedia dalam perkebunan. Hal ini membantu untuk menentukan kebutuhan pupuk secara tepat yang dibutuhkan oleh pohon sawit, dan juga membantu untuk mengetahui defisiensi unsur hara.

Proses sampling pelepah cukup sulit dan biaya analisa laboratorium juga mahal (~ $30 per sampel). Oleh karena itu, penentuan proses sampling seharusnya didiskusikan terlebih dahulu dengan penyuluh perkebunan ataupun pekerja ahli.

Dalam buku Field Handbook – Mature (Rankine dan Fairhurst, 1999), protokol sampling pelepah dijelaskan secara detil 1. Informasi berikut merupakan rangkuman atas protokol tersebut, dengan beberapa adaptasi.

Tujuan

  • Agar dapat mengidentifikasi konsentrasi unsur hara pada pelepah sawit;
  • Agar dapat menemukan defisiensi unsur hara yang tidak disadari sebelumnya;
  • Agar dapat menentukan kebutuhan pupuk yang diperlukan untuk tahun berikutnya;
  • Agar dapat secara spesifik menyesuaikan pemograman pupuk untuk kebutuhan perkebunan.

Standarisasi

  • Pengumpulan sampel daun dan tulang daun yang representatif.
  • Sampel akan diproses secara benar kemudian dikirim ke laboratorium untuk analisa kandungan unsur haranya.
  • Proses sampling harus dilakukan oleh pekerja terlatih atau penyuluh lapangan, dan harus sesuai dengan protokol yang berlaku.

Waktu pelaksanaan

  • Proses sampling daun harus dilakukan sekali dalam setahun, kurang lebih pada waktu yang sama setiap tahun:
- Tidak pada saat puncak musim hujan ataupun musim kering
- Minimal 3 bulan setelah pengaplikasian pupuk (jika memungkinkan)

Catatan: usahakan untuk mengambil sampel dari semua lahan sesegera mungkin. Dengan begitu, ongkos transportasi bisa ditekan karena semua sampel bisa langsung dikirim ke laboratorium di waktu yang sama.

Frekuensi

Sekali dalam setahun.

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Pengumpulan sampel: 5-10 menit per pohon
  • Pemrosesan sampel: 10-20 menit per sampel

Peralatan dan perlengkapan

  • Alat-alat panen yang bersih
  • Parang
  • Pisau kecil tajam
  • Meja atau alas bersih untuk pemotongan
  • Piring bersih
  • Microwave
  • Kantong kain
  • Spidol
  • Buku catatan, pulpen
  • Kantong kertas atau amplop
  • Air bersih
  • Kardus

Tenaga kerja

Pekerja terlatih, penyuluh, atau representasi kemitraan

Cara pelaksanaan

Protokol ini harus dijalankan secara bersih dan hati-hati. Pelatihan atau pengalaman sangat penting.

Untuk mengerjakan proses sampling daun, ikuti cara-cara berikut:

Langkah 1. Cek sampel dari pohon pertama dan periksa apakah sampelnya sehat.
Langkah 2. Catat semua defisiensi unsur hara yang ada dan kerusakan yang terlihat dalam proses ini.
Langkah 3. Tentukan apakah spiral sawit mengarah ke kiri atau ke kanan dengan cara melihat pola pangkal pelepah pada batang (see Gambar 30).
Langkah 4. Temukan pelepah yang terakhir terbuka sempurna di tengah mahkota sawit. Ini kita sebut sebagai pelepah 1. Pada pelepah 1, ‘tulang’ daun kecil yang berada di pangkal harus sudah tampak dari luar, sedangkan pada pelepah 0, pucuk daunnya mengarah  ke bawah menuju pusat pelepah. Cara termudah adalah menemukan terlebih dahulu Pelepah 0. Pelepah 1 terletak sepertiga putaran dari pelepah 0, ke arah yang berlawanan dari arah spiral.

Catatan: Untuk mengetahui bagaimana cara mengenali mana Pelepah 0,1 dan 17, sangat penting untuk melaksanakan pelatihan lapangan yang dipandu oleh tenaga profesional yang berpengalaman!.

Langkah 5. Ikuti arah menurun spiral Pelepah 1 di dalam kanopi:
  • Pelepah di bawah 1 pada spiral yang sama adalah 8;
  • Pelepah di bawah 8 adalah 17.

Catatan: Arah spiral ini tidak berurutan lurus ke bawah, namun membentuk lengkungan (lihat Gambar 31).

Langkah 6. Potong Pelepah 17 menggunakan alat panen bersih.
Langkah 7. Tempatkan pelepah yang telah dipotong di atas gulma atau lembaran plastik. Jangan pernah tempatkan potongan pelepah hingga menyentuh tanah, jika tidak maka pelepah ini dapat terkontaminasi oleh pupuk.
Langkah 8. Temukan titik (sedikit diatas bagian tengah pelepah) dimana bagian atas tulang daun berubah dari bentuk datar menjadi bentuk segitiga (lihat Gambar 32).
Langkah 9. Sekitar seukuran 2 telapak tangan dibawah titik ini, pilih enam pucuk daun dari sisi kiri dan enam pucuk daun dari sisi kanan pelepah. Pada pilihan daun ini, tiga daun seharusnya berada pada ranking atas dan tiga sisanya seharusnya berada pada ranking bawah (lihat Gambar 32). Pucuk daun ini jangan sampai terpotong ataupun rusak, atau tercabut dari tangkai pelepahnya.
Langkah 10. Potong bagian atas dan bagian bawah pucuk daun sehingga menyisakan bagian tengahnya seukuran 15-20 cm. Buang bagian atas dan bagian bawahnya kemudian masukkan bagian tengah pucuk daun ini kedalam amplop yang ditandai dengan jelas.
Langkah 11. Dari sekitar bagian dimana pucuk daunnya dicabut, potong tangkai pelepah dengan panjang sekitar 20 cm. Masukkan kedalam amplop beserta pucuk daun yang masih melekat.
Langkah 12. Lanjutkan ke pohon selanjutnya yang akan diambil pula sampelnya dan ulangi langkah-langkah diatas hingga semua pohon yang ditargetkan selesai.
Langkah 13. Bawa sampel tersebut ke tempat yang sudah disediakan meja dan alat potong lainnya.
Langkah 14. Untuk setiap helai daun, potong dan pisahkan tulang daunnya. Potong bagian yang tersisa menjadi potongan kecil menyerupai garis (masing-masing dengan lebar sekitar 0.5-1 cm).
Langkah 15. Potong tangkai pelepah menggunakan golok menjadi potongan kecil-kecil (masing-masing berukuran 1—2 cm).
Langkah 16. Taruh helai daun yang diambil dari 1 perkebunan dalam kantong kain bersih. Taruh kantong ini kedalam microwave dan keringkan dengan petunjuk berikut:
  • 4 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
  • 2 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
  • 1 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
  • 1 menit pada tenaga penuh, ambil, kocok;
  • 10-15 menit proses pendinginan di atas meja.

Protokol yang sama juga bisa diikuti untuk tangkai pelepah.

Langkah 17. Jika tidak tersedia microwave:
  • Jemur sampel selama 2 hari agar kering alami, atau
  • Angin-anginkan dalam ruangan yang memiliki tingkat kelembaban yang rendah hingga sampel tersebut cukup kering untuk dikirimkan sehingga tidak beresiko terjadi pembusukan dalam proses perjalanan.
Langkah 18. Ambil dua sub-sampel:
  • Satu 20–40 gram sampel yang dikirimkan ke laboratorium untuk proses analisa;
  • Satu 20–40 gram sampel yang disimpan di tempat yang dingin dan kering sebagai cadangan.
Langkah 19. Jika sampel dikirimkan secara rutin, maka akan sangat berguna jika selalu memiliki sampel referensi, yang sub-sampelnya selalu disimpan pada setiap proses sampling, untuk memeriksa apakah analisanya dilakukan secara benar.
Langkah 20. Packing sub-sampel yang akan dikirimkan ke laboratorium kedalam kantong plastik yang telah ditandai dengan kode sampel (contoh: tanggal dan kode lahan), lalu masukkan kedalam kardus.
Langkah 21. Kirim sampel tersebut ke laboratorium yang terpercaya sesegera mungkin. Untuk mengetahui bagus atau tidaknya laboratorium, tanyakan pada penyuluh atau perusahaan terdekat.
Langkah 22. Masukkan sampel cadangan kedalam kantong plastik dan simpan di tempat yang dingin dan kering.

Penjelasan dari hasil sampling daun

Tabel berikut dapat digunakan untuk menentukan apakah konsentrasi hara pada daun dianggap mengalami defisiensi, masih bagus, atau terlalu berlebihan 1.

Tabel 4: Konsentrasi hara pada pelepah sawit yang berumur lebih dari enam tahun terhitung dari waktu penanaman

Unsur hara Tingkat hara
Defisien Baik Berlebihan
Hara makro (N, P, K, Mg); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering
Nitrogen (N) < 2.30 2.40—2.80 > 3.00
Fosforus (P) < 0.14 0.15—0.19 > 0.25
Kalium (K) < 0.75 0.90—1.20 > 1.60
Magnesium (Mg) < 0.20 0.25—0.40 > 0.70
Hara mikro (B, Cu, Zn); konsentrasi hara dalam satuan miligram per kilo daun kering
Boron (B) < 8.0 15—25 > 40
Tembaga (Cu) < 3.0 5.0—8.0 > 15
Seng (Zn) < 10 12—18 > 20
Kandungan hara lainnya (Ca, S, Cl); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering
Kalsium (Ca) < 0.25 0.50—0.75 > 1.0
Belerang (S) < 0.20 0.25—0.35 > 0.60
Klorin (Cl) < 0.25 0.50—0.70 > 1.0


Tabel 5: Konsentrasi hara pada pelepah sawit yang berumur antara 1-6 tahun terhitung dari waktu penanaman.

Unsur hara Tingkat hara
Defisien Baik Berlebihan
Hara makro (N, P, K, Mg); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering
Nitrogen (N) < 2.50 2.60—2.90 > 3.10
Fosforus (P) < 0.15 0.16—0.19 > 0.25
Kalium (K) < 1.00 1.10—1.30 > 1.80
Magnesium (Mg) < 0.20 0.30—0.45 > 0.70
Hara mikro (B, Cu, Zn); konsentrasi hara dalam satuan miligram per kilo daun kering
Boron (B) < 8.0 15—25 > 40
Tembaga (Cu) < 3.0 5.0—8.0 > 15
Seng (Zn) < 10 12—18 > 20
Kandungan hara lainnya (Ca, S, Cl); konsentrasi hara dalam % pada massa daun kering
Kalsium (Ca) < 0.30 0.50—0.70 > 0.70
Belerang (S) < 0.20 0.30—0.40 > 0.60
Klorin (Cl) < 0.25 0.50—0.70 > 1.0

Analisa konsentrasi

Jika konsentrasi haranya baik, maka aplikasi pupuk yang dilakukan selama ini bagus dan harus dilanjutkan.

Jika konsentrasi haranya berlebihan, maka pemberian pupuk yang dilakukan terlalu berlebihan, biaya yang dihabiskan untuk pembelian pupuk tersebut tidak akan meningkatkan hasil panen.

  • Konsentrasi hara yang berlebihan biasanya hanya muncul pada saat terjadinya aplikasi pupuk dalam jumlah sangat banyak.
  • Konsentrasi N yang berlebihan (dan konsentrasi N yang defisien) bisa muncul saat NPK 15-15-15 atau 16-16-16 diaplikasikan (yang biasanya hanya cocok untuk perkebunan belum dewasa).
  • Jika konsentrasi unsur hara spesifik pada daun berlebihan, aplikasi pupuk haranya harus dikurangi, dan tidak perlu melakukan observasi dampak negatifnya pada hasil panen.
  • Umumnya, direkomendasikan pengurangan jumlah aplikasi pupuk sebanyak hingga seperempat atau sepertiga bagian dari jumlah yang biasa digunakan.
  • Pada tahun berikutnya, konsentrasi hara daun harus dimonitor lebih sering, sehingga jumlah pupuk yang paling tepat diaplikasikan bisa ditentukan.

Jika konsentrasi haranya defisien, maka aplikasi pupuk yang diberikan terlalu sedikit, atau bisa saja tidak terserap dengan baik oleh pohon sawit.

  • Cara pengaplikasian pupuk perlu diawasi – jika pupuk diaplikasikan pada tempat dan waktu yang salah, atau jika proses penyiangan tidak dilakukan dengan benar, maka pupuk yang diaplikasikan jadi sia-sia.
  • Tambahan pupuk diperlukan untuk mengkoreksi defisiensi hara.
  • Modul 4, Rekomendasi pupuk memberikan saran penggunaan jumlah pupuk yang benar. Jika jumlah pupuk yang diaplikasikan kurang dari jumlah yang direkomendasikan, maka jumlahnya perlu ditingkatkan lagi.
  • Untuk boron, tembaga, dan seng, pastikan bahwa aplikasinya tidak melebihi jumlah maksimal yang disarankan (lihat Modul 4, Tabel 3–6), karena jenis pupuk ini bisa berubah menjadi racun jika diaplikasikan secara berlebihan.

Referensi

  1. 1.0 1.1 I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), Singapore, 1999. [8] Tropical Forages, Calopogonium caeruleum, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Calopogonium_caeruleum.htm, Accessed September 2013.

Sumber

Penjelasan tentang Sampling pelepah diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 4: Aplikasi Pupuk untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png