Pertama, filter harus dibersihkan dari benda-benda yang tidak diperlukan (ranting, batu, sampah, dll) dan lumpur digali dan disingkirkan sehingga ada cukup ruang. Kemudian tempatkan satu atau lebih kerangka ferosemen tangki di dalam lubang. Tangki memiliki lubang tanah yang dapat dilalui air untuk dapat mengalir ke dalam. Di sekitar tangki, bangunlah penyaring dari susunan batu-batu besar. Ruang ini kemudian diisi dengan air dan berfungsi sebagai penampung air tambahan. Kemudian pasang penahan pipa pada tangki di mana pompa akan ditempatkan nantinya.
Jika mata airnya lebih besar, mata air tersebut dapat dilindungi oleh sebuah lengkungan di atas sumber mata air (tempat di mana air pertama kali keluar). Alih-alih menggunakan kerangka tangki, bangunlah semacam gua dengan batu atau batu bata. Biasanya digunakan papan lengkung yang di atasnya disusun batu-batu. Dengan cetakan ini, cara pembangunannya adalah dengan bergerak maju baris demi baris sepanjang papan. Ketika batu-batu pada masing-masing segmen telah disusun, adukan semen dibubuhkan di ruang antara batu atau batu bata, untuk mengokohkan lengkungan atau kubah. Juga, untuk daerah yang langka air, limpahan air apapun yang tidak terpakai dapat ditangkap dan disimpan di kolam atau tangki dengan lapisan kedap air untuk digunakan dengan tujuan irigasi apabila dan ketika diperlukan.