Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Tikus

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png
Gambar 1: Tikus 1
Gambar 2: Tandan buah yang rusak karena tikus

Unduh: Modul 5: Hama dan Penyakit

Tikus (Rattus spp.) adalah jenis hama yang penting di perkebunan kelapa sawit (lihat Gambar 1). Mereka memakan pangkal pelepah sawit muda, juga bisa membunuh pohon sawit. Pada sawit yang lebih tua, tikus memakan buah masak dari tandannya dan menimbulkan kerusakan (lihat Gambar 2). Pada saat tandan-tandan ini dijual ke pabrik, maka pengurangan harga beli akan dikenakan ke petani karena sebagian kandungan minyaknya hilang. Tikus berkembang biak dengan cepat, sehingga populasi kecil bisa membesar dalam periode yang singkat. Jadi, sangat penting untuk menjaga pengendalian populasi tikus.

Tujuan

  • Agar kerusakan tandan buah segar oleh tikus berada dalam tingkat minimal;
  • Agar populasi tikus selalu terkendali.

Standarisasi

  • Kerusakan yang disebabkan tikus pada tandan buah ditekan hingga kurang dari 10 persen dari seluruh kerusakan tandan.
  • Catatan: pada perkebunan kecil, pemasangan jebakan tikus hanya akan berhasil ketika petani perkebunan tetangga juga ikut berpartisipasi. Jika tidak, cara ini tidak akan efektif.

Waktu pelaksanaan dan frekuensi

  • Pengawasan kerusakan oleh tikus: dua bulan sekali.
  • Pemasangan jebakan tikus: jika ditemukan kerusakan sawit/tandan lebih dari 10 persen, pastikan bahwa petani tetangga juga ikut berpartisipasi.
  • Memasang sarang burung hantu: Sekali, di awal proses rehabilitasi.

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Pengawasan kerusakan oleh tikus: Sebagai bagian dari pengawasan kualitas panen.
  • Pemasangan jebakan tikus: 2 jam per hektar per putaran.
  • Memasang sarang burung hantu: 1 hari per 5 hektar.

Peralatan dan perlengkapan

  • Burung hantu, kotak sarang burung hantu;
  • Umpan tikus.

Tenaga kerja

Para petani beserta keluarganya, mendiskusikan dengan penyuluh lapangan, paguyuban dan/atau perusahaan perkebunan lokal

Cara pelaksanaan

Pengawasan kerusakan oleh tikus

Langkah 1. Pada tumbuhan belum dewasa (kurang dari 3 tahun terhitung dari saat ditanam), maka perkebunan harus dikunjungi secara rutin (setidaknya sekali setiap bulan) untuk memeriksa tanda-tanda kerusakan yang disebabkan oleh tikus dan kumbang badak.
Langkah 2. Saat melakukan panen sawit produktif, periksa adanya kerusakan tandan oleh tikus.
Langkah 3. Jika kerusakan oleh tikus ditemukan pada tandan yang dipanen (lihat Gambar 2), semua tandan harus diperiksa juga, dan prosentase tandan yang rusak harus dicatat.
Langkah 4. Jika lebih dari 10 persen tandan atau sawit belum dewasa memperlihatkan tanda-tanda kerusakan karena tikus, maka bisa diputuskan untuk melakukan tindakan pengendalian.

Pengendalian tikus secara biologis

Gambar 3: Burung hantu

Cara termurah, paling aman dan mudah untuk mengendalikan tikus adalah menggunakan pengendalian biologis. Pengendalian biologis terhadap populasi tikus dapat dilakukan dengan cara menempatkan burung hantu (Tyto alba) (lihat Gambar 3) atau dengan memelihara predator lainnya, seperti ular. Predator-predator ini tidak boleh dibunuh kecuali mereka membahayakan pekerja atau keluarganya.

Saat menggunakan burung hantu untuk mengendalikan tikus, poin-poin berikut perlu diingat:

  • Diskusikan pendekatan terbaik dengan penyuluh lapangan atau dengan perusahaan perkebunan lokal sebelum menempatkan burung hantu di areal perkebunan.
  • Burung hantu bisa dibeli di pasar (jika tidak tersedia, tanyakan pemilik perkebunan terdekat dimana mereka membeli burung hantu mereka).
  • Pasang sarang burung di setiap 5 hingga 10 hektar supaya areanya terawasi maksimal.
  • Bekerja sama dengan petani lainnya untuk membeli dan merawat sarang burung, khususnya jika ukuran perkebunannya kecil. Anda bisa berbagi biaya.

Burung hantu dan predator lainnya bisa membantu pengendalian populasi tikus, namun dari waktu ke waktu, pertumbuhan tikus masih tetap pesat (kondisi ‘outbreak’). Jika outbreak terjadi dan para petani memutuskan untuk bertindak, harus selalu diingat bahwa penggunaan racun tikus juga akan membahayakan burung hantu dan predator lainnya jika mereka memakan tikus yang teracuni. Para petani harus berpikir secara bijak sebelum memutuskan menggunakan racun tikus, dan pastikan bahwa mereka mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan.

Pengendalian tikus secara chemis

Jika tikus mulai menyebabkan lebih banyak kerusakan meskipun sudah ditanggulangi dengan burung hantu, maka 'umpan' racun bisa digunakan untuk membunuh tikus. Umpan ini pada dasarnya adalah makanan tikus yang diracun, yang bisa dibeli di toko lokal. Catatan: umpan ini juga berbahaya bagi manusia, hewan ternak, dan predator yang ikut memakan tikus yang teracun. Sehingga penggunaannya harus dengan hati-hati dan hanya digunakan jika memang sangat dibutuhkan.

Penggunaan umpan tikus akan berguna hanya jika petani tetangga juga ikut melakukan hal ini. Jika tidak, tikus yang berasal dari perkebunan yang berdekatan hanya akan pindah ke area yang dipasangi umpan setelah prosesnya selesai.

Saat menggunakan umpan tikus, hal berikut ini harus selalu diingat:

  • Mulailah dengan racun yang paling ringan, yang dikenal sebagai ‘generasi pertama anti-koagulan’ seperti ‘racumin’, ‘warfarin’, dan ‘chlorophacinone’ 2. Jenis generasi pertama anti-koagulan ini tidak terlalu memberikan dampak buruk bagi burung hantu dan predator lainnya, namun tikus bisa jadi tahan terhadap pemakaian racun jenis ini.
  • Jika tikus menunjukkan tanda-tanda resisten (lihat bawah) dan keberadaannya sangat mengganggu, maka petani bisa mencoba penggunaan ‘generasi kedua anti-koagulan’. Merk umum yang dikenal untuk antikoagulan jenis ini adalah ‘brodifacoum’, ‘bromadionline’, dan ‘flocoumafen’.
    Catatan: generasi kedua antikoagulan akan berdampak pada burung hantu dan predator lainnya, oleh sebab itu hanya boleh digunakan sebagai pilihan terakhir.
  • Umpan, sekali dibuka kemasannya, harus ditangani dengan hati-hati dengan menggunakan sarung tangan, karena mereka juga berbahaya bagi manusia.
  • Jika kambing dan sapi ternak dilepas bebas di area perkebunan, mereka bisa secara tidak sengaja memakan umpan tersebut dan teracuni. Dalam kondisi ini, umpan harus ditempatkan di sela-sela batang sawit, diluar jangkauan hewan ternak.

Penempatan umpan tikus bisa dilakukan dengan cara berikut:

Langkah 1. Jika menempatkan umpan di permukaan tanah:
  • Siangi dan bersihkan piringan sawit untuk memastikan agar umpan ini terlihat dengan mudah;
  • Di area dimana muncul hama tikus, tempatkan umpan di samping setiap pohon sawit, dengan jarak sekitar 1 m dari pohon.

Jika menempatkan umpan pada pohon sawit:

  • Tempatkan umpan di belakang pangkal pelepah pada pohon sawit;
  • Tandai pangkal pelepah (misalnya dengan cat) sehingga mudah untuk dilakukan pengecekan apakah umpan telah dimakan atau belum.
Langkah 2. Catat jumlah sebenarnya banyaknya umpan yang telah ditempatkan, dan periksa setiap 4-5 hari untuk mengetahui seberapa banyak umpan yang telah dimakan.
Langkah 3. Ganti setiap umpan yang telah dimakan dengan yang baru sampai lebih dari 80 persen umpan tidak termakan, atau sampai kerusakan akibat hama tikus telah menurun sampai 10 persen dari total tandan 1.
Langkah 4. Jika banyak umpan tetap tidak termakan dari penempatan awal, namun perusakan tandan buah oleh tikus tetap berlanjut, dapat disimpulkan bahwa tikus tidak tertarik pada umpannya dan tidak mau memakannya. Jika hal ini terjadi, akan lebih baik jika mencoba mengganti dengan jenis umpan lainnya, atau cobalah membeli umpan segar (jika umpan ini telah disimpan lebih dari 6 bulan).
Langkah 5. Jika banyak umpan telah dimakan namun kerusakan tandan buah akibat tikus terus berlanjut, maka tikus telah menjadi resisten terhadap racunnya. Maka, diperlukan untuk mengganti racun dengan generasi kedua antikoagulan.

Catatan: Lebih baik menempatkan umpan segera setelah proses panen, sehingga hama tikus tidak memiliki hal lain untuk dimakan. Juga, jarang ditemukan kondisi dimana umpan tidak sengaja 'diangkut' beserta brondolan saat proses panen. Penting sekali untuk selalu menginformasikan ke pekerja panen kapan umpan tikus ditempatkan pada areal perkebunan.

Pencatatan data

Setiap aktivitas penempatan umpan tikus harus selalu dicatat kedalam buku catatan harian seperti ditunjukkan pada contoh di bawah ini.

Tanggal Jam Lokasi Aktivitas Tipe input Jumlah input Biaya input Input tenaga kerja Ongkos tenaga kerja
Karyawan Jam kerja
16/01/13 Ancak 3 Umpan tikus Warfarin 10 pak 80000 1 2 20000

Referensi

  1. 1.0 1.1 IRRI photos, 2002, Field rats infesting rice plants, Wikimedia Commons, https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Field_rats_infesting_rice_plants_%2811058917815%29.jpg, Accessed 20 July 2015.
  2. K.H. Lim, S.S. Lim, F. Parish, R. Suharto, RSPO Manual on Best Management Practices (BMPs) for Existing Oil Palm Cultivation on Peat., RSPO, Kuala Lumpur, Malaysia, 2012.

Sumber

Penjelasan tentang Tikus diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 5: Hama dan Penyakit untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png