Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Penanganan sawit dura

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 1: Material Tanam

Setiap petani perlu mengetahui jenis-jenis sawit yang terdapat dalam perkebunannya, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat bagaimana cara mengatur laju perkebunannya. Petani yang memiliki sawit dura dan/atau pisifera dalam perkebunannya perlu waspada atas masalah yang mungkin bisa terjadi di masa mendatang dan perlu berpikir tentang kemungkinan penyelesaiannya.

Memiliki sawit dura dalam perkebunan tidak baik karena alasan-alasan berikut ini:
  • Harga yang akan diterima dari pabrik untuk pembelian tandan buah segar ditentukan oleh pemerintah berdasarkan kandungan minyak yang dihasilkan dalam buah tersebut.
  • Tandan dura tidak menghasilkan cukup minyak, sehingga harganya terlalu tinggi, dan pabrik akan merugi atas pembeliannya ini.
  • Cangkang tebal dura sulit untuk dibelah dan bisa menyebabkan kerusakan mesin pabrik.
  • Jika pihak pabrik menemukan adanya tandan sawit dura, mereka berhak untuk:
- Menolak membeli tandan tersebut, atau
- Meminta pengurangan harga dalam nominal besar sebagai kompensasi atas kandungan minyaknya yang sedikit.
  • Di masa depan, pihak pabrik bisa memutuskan untuk tidak menerima hasil apapun dari para petani, atau mereka berhak meminta bukti bahwa keseluruhan hasil tersebut hanya tandan tenera.
  • Setiap petani harus mengetahui jenis-jenis sawit yang mereka miliki, dan harus siap untuk mengambil tindakan, supaya mereka menghadapi kendala dengan pihak pabrik.

Saat ini banyak pabrik di Indonesia tidak melakukan pengecekan apakah tandan yang mereka beli termasuk jenis dura atau tenera, atau mereka hanya meminta potongan harga saja.

Jika satu pabrik menemukan tandan dura dan muncul kendala dari situ, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para petani.

Opsi 1: Tebang semua kelapa sawit dan lakukan penanaman kembali

Jika petani memiliki lebih dari 1 persen sawit dura dalam perkebunannya, hal ini berarti bahwa mereka tidak mendapatkan material tanamnya dari perusahaan resmi dan kualitasnya kurang baik. Hasil panen yang diperoleh mungkin tidak akan sebaik jika diawali dari material tanam yang baik pula.

Jika para petani ingin memastikan agar mereka mendapatkan hasil panen yang maksimal, mereka dapat memastikan sepenuhnya untuk melakukan penanaman kembali di lahan yang terdapat sawit dura.

Keuntungan Kerugian

- Jika para petani membeli benih atau benih unggul bersertifikat, mereka akan bisa memastikan akan memiliki kelapa sawit kualitas unggul dan mendapatkan hasil panen yang baik pula selama 25 tahun mendatang.
- Semua sawit baru akan tumbuh secara optimal karena ditanam secara bersamaan.
- Lebih mudah untuk menebang dan menanam kembali semua sawit daripada harus melakukannya satu persatu.

- Melakukan penanaman kembali secara keseluruhan akan menghabiskan biaya yang besar.
- Produktivitas akan hilang selama 3 tahun.
- Sawit tenera yang baik yang telah ada di perkebunan juga akan ikut ditebang.

Kesimpulan

Di Indonesia, menanam material tanam yang tidak resmi merupakan pelanggaran hukum. Oleh sebab itu, sangat direkomendasikan untuk melakukan penanaman ulang di seluruh perkebunan yang berisi sawit dura. Namun dengan pertimbangan biayanya, melakukan penebangan secara keseluruhan tidak selalu menjadi pilihan terbaik bagi para petani, kecuali jika mereka dihadapkan kepada kendala dengan pihak pabrik yang sesegera mungkin akan muncul. Jika sawit dura yang dimiliki sangat banyak dan petani pemiliknya mampu dan mau untuk berinvestasi dalam sistem pengaturan terbaik di perkebunan barunya, maka penebangan seluruh sawit di seluruh perkebunannya (atau sebagian) dan melakukan penanaman kembali dengan material tanam yang unggul, akan menjadikannya sebagai sebuah investasi yang baik di masa depan. Meskipun begitu, jika hanya terdapat beberapa sawit dura saja, maka pilihan melakukan penebangan keseluruhan sawit mungkin dirasa terlalu mahal bagi para petani.

Penebangan seluruh sawit disebut sebagai ‘penanaman kembali dini’ jika dilakukan di perkebunan yang berumur lama (lebih dari 15-20 tahun sejak penanaman pertama). Hal ini justru akan menguntungkan jika hasil panen yang didapatkan sudah diketahui buruk, atau jika banyak sawit terjangkit Ganoderma.

Opsi 2: Hanya tebang sawit dura dan steril dan ganti mereka dengan sawit tenera unggul bersertifikat

Gambar 11: Sawit di sebelah kanan lebih akhir ditanam, untuk mengisi lahan kosong.

Setelah semua pohon sawit di perkebunan diperiksa, kini para petani tahu mana sawit yang baik dan yang tidak. Sawit-sawit yang tidak baik bisa langsung ditebang dan/atau diracun, yang dilakukan secara bersamaan atau dalam kelompok kecil dalam kurun waktu yang lebih lama. Batang dari kelapa sawit yang telah mati harus dipotong-potong menjadi ukuran kecil agar mudah terurai, jika tidak maka batang-batang tersebut akan menjadi sarang bagi kumbang badak (Oryctes rhinoceros), yang nantinya bisa menyerang sawit yang baru ditanam. Tumbuhan polongan penutup seperti mucuna, harus segera ditaburkan segera setelah disiangi, untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menutupi batang kayu yang membusuk. Segera setelah tumbuhan polongan penutup membentuk kanopi (biasanya setelah 3 bulan), benih baru bisa ditanamkan kembali di lubang tempat sawit sebelumnya ditebang.

Catatan: Jika sawit yang ditebang kemungkinan terjangkit Ganoderma (busuk batang), maka:

  • Penanaman kembali sebaiknya menunggu selama 1 tahun terhitung dari waktu penebangan.
  • Benih baru seharusnya ditanam paling dekat 2 meter dari titik tanam sawit yang sebelumnya.
  • Pangkal batang utama (yaitu bagian yang paling rapat dari akar; berada tepat dibawah dan melingkari batang sawit) dari sawit sebelumnya harus digali dan dikeluarkan dari tanah dan direntangkan di gawangan.
  • Lihat Modul 5: Hama dan Penyakit untuk informasi lebih lanjut tentang Ganoderma.
Keuntungan Kerugian

- Setelah 3-4 tahun, semua sawit di perkebunan berjenis tenera.
- Penebangan seluruh sawit tidak diperlukan kembali.
- Menebang dan menanam kembali sawit bisa dilakukan dalam tahap-tahap waktu yang bisa disesuaikan dengan keinginan petani.
- Petani bisa secara normal memanen hasilnya dari sawit yang sedang tumbuh.

- Sebagian hasil panen akan hilang selama 3-4 tahun.
- Benih baru yang ditanam akan memperoleh lebih sedikit sinar matahari dan tumbuh lebih lambat, sehingga panennya tidak akan bisa optimal di 10 tahun pertama (lihat Gambar 11).
- Sawit baru akan beresiko terjangkit Ganoderma dan kumbang badak jika ditanam di titik yang sama, karena batang sawit yang membusuk digeletakkan di lokasi perkebunan.
- Sawit tenera yang dibiarkan tumbuh di lahan bukan berasal dari pembiakan yang bagus (jika benar maka tidak akan ada jenis dura dan pisifera yang ikut tumbuh)
- Membutuhkan tenaga kerja intensif untuk melakukan penanaman sawit satu per satu.

Kesimpulan

Untuk para petani yang tidak bisa menebang seluruh sawitnya atau bagi yang memiliki sebagian kecil sawit ‘buruk’, maka pendekatan ini bisa berguna. Akan sangat berguna jika sawit-sawit yang ditanam masih berusia muda (kurang dari 6 tahun dari proses penanaman), karena tidak terlalu menghalangi perolehan cahaya matahari bagi benih baru.

Gambar 12: Pohon pisang ditanam di lahan kosong di sebuah perkebunan sawit.

Opsi 3: Tebang sawit dura dan steril dan gantikan mereka dengan tanaman lainnya

Bisa jadi benih bersertifikasi sedang tidak tersedia atau harga minyak sedang tidak menguntungkan. Dalam kasus ini, sangat memungkinkan bagi petani untuk menebang sawit dura dan steril dan menggantinya dengan tanaman lainnya. Namun perlu diingat, pastikan bahwa tanaman tersebut tidak akan tumbuh lebih tinggi daripada kelapa sawit, karena mereka akan menurunkan hasil panen sawit akibat kurangnya perolehan sinar matahari.

Keuntungan Kerugian
- Sisa sawit yang dipertahankan hanya dari jenis tenera yang akan bisa dipanen secara normal.

- Hasil panen dari sisa sawit yang dipertahankan akan meningkat, karena sinar matahari tidak lagi terhalangi oleh sawit lainnya.
- Para petani 'mengurangi resiko' dengan mendapat hasil dari jenis tanaman lainnya.
- Tidak ada lagi resiko penyakit tanaman sawit, seperti yang disampaikan di opsi 2.

- ika kelapa sawit dianggap sebagai tanaman penghasil yang paling menguntungkan, maka sebagian dari keuntungan ini akan hilang.

- Tanaman jenis lainnya hanya bisa ditanam di lahan sempit yang merupakan bekas titik tanam sawit sebelumnya (lihat: Gambar 12).
- Tanaman jenis baru akan saling berebut resapan air dan unsur hara tanah dengan kelapa sawit.
- Akan lebih menyulitkan manajemen perkebunan dan menambah beban tenaga kerja karena ada jenis tanaman berbeda dalam satu lahan.
- Tandan kelapa sawit yang berjatuhan (saat proses panen) bisa merusak tanaman yang baru.

Kesimpulan

Apakah pilihan-pilihan yang telah disampaikan disini bermanfaat atau tidak tergantung dari apakah ada pilihan tanaman yang bisa menoleransi minimnya cahaya matahari yang dirasa juga bisa memberikan keuntungan yang sebanding dengan kelapa sawit. Menanam jenis tanaman hasil lainnya bisa menjadi sangat bermanfaat jika dilakukan di perkebunan lama (lebih dari 10 tahun dari penanaman awal) karena keberadaannya yang menghalangi sinar matahari dari kelapa sawit muda akan membuatnya kurang menguntungkan. Pilihan ini bisa dikombinasikan dengan penanaman kembali yang dipercepat di kurun waktu 5-10 tahun kemudian.

Opsi 4: Biarkan semua sawit seperti apa adanya, namun berikan pupuk hanya pada sawit tenera

Jika penebangan sawit-sawit tersebut tidak memungkinkan atau tidak diinginkan, maka bisa juga membiarkan mereka tetap apa adanya, tapi hanya berikan pupuk pada sawit tenera saja. Ada 2 pilihan: memanen dan menjual tandan dura secara terpisah (dengan harga yang lebih murah), atau mencampurnya dengan tandan tenera. JIka pihak pabrik menemukan adanya tandan tenera, maka harga semua tandan yang dibawa akan jatuh, atau akan lebih bijak jika melakukan proses panen dan menjualnya secara terpisah.

Keuntungan Kerugian
- Tidak ada sawit yang perlu ditebang.

- Sawit dura akan terus menghasilkan, dan selama pihak pabrik tidak melakukan pengecekan, hasil tandannya bisa dijual (namun para petani juga harus ingat bahwa hal ini melanggar hukum, merugikan pihak pabrik, dan bisa menyebabkan masalah serius bagi petani di masa depan).
- Penggunaan pupuk berkurang karena hanya diperuntukkan sawit tenera saja.

- Membudidayakan sawit dura melawan hukum.

- Masalah keberadaan sawit dura dan steril tidak terpecahkan.
- Petani akan menghadapi masalah dengan pihak pabrik di masa depan jika mereka menemukan adanya tandan dura.
- Sawit dura dan steril akan berebut perolehan sinar matahari, hal menurunkan produktivitasnya.
- Sawit dura dan steril mendapatkan bagian penyerapan pupuk yang sebenarnya diperuntukkan hanya untuk sawit tenera, karena akarnya bisa mencapai panjang 6 meter. Jadi asupan nutrisi untuk sawit tenera akan berkurang. Hal ini bisa saja diatasi dengan penambahan jumlah pupuk, sehingga tambahan keuntungan dari pengurangan pupuk jadi terbatas.

Kesimpulan

Pilihan ini sangat mudah, namun juga memiliki beberapa proyeksi dampak kerugian yang serius. Hal ini lebih masuk akal jika diterapkan di perkebunan lama (lebih dari 15 tahun setelah penanaman awal) dimana pilihan lainnya tidak menarik untuk diterapkan. Pilihan ini bisa diterapkan dengan penanaman kembali yang dipercepat setelah menabung dalam kurun waktu beberapa tahun. Pilihan ini bisa jadi bermanfaat sebagai persiapan untuk pilihan lainnya, sehingga penggunaan pupuk tidak terbuang percuma. Catatan: untuk manajemen jangka panjang bagi perkebunan muda, pilihan ini bukanlah pilihan yang tepat.

Opsi 5: Biarkan semua sawit seperti apa adanya dan lanjutkan manajemen perkebunan dengan menganggap semua sawit unggul

Jika manajemen sudah menjadi tidak terlalu intensif, dan menebang sawit tidak memungkinkan atau tidak juga diinginkan, maka dapat diputuskan untuk membiarkan sawit-sawit tersebut seperti apa adanya dan terus memperlakukan seolah-olah mereka semua berjenis sama. Ada 2 pilihan: melakukan proses panen dan menjual tandan dura secara terpisah (dengan harga rendah), atau mencampurnya dengan tandan tenera. Jika pihak pabrik menemukan adanya tandan dura, maka semua harga tandan yang dibawa akan jatuh, atau akan lebih bijak untuk melakukan proses panen dan menjualnya secara terpisah.

Keuntungan Kekurangan
- Mudah saja, manajemen bisa terus bekerja ‘seperti biasanya’.

- Dalam kurun waktu yang pendek, sawit dura akan tetap menghasilkan tandan dan pendapatan, selama pihak pabrik tidak melakukan pengecekan.

- Membudidayakan sawit dura melawan hukum.

- Masalah keberadaan sawit dura dan steril tidak terpecahkan.
- Petani akan menghadapi masalah dengan pihak pabrik di masa depan jika mereka menemukan adanya tandan dura.
- Pemberian pupuk akan sia-sia pada sawit steril yang tidak menghasilkan.
- Sawit dura dan steril akan berebut perolehan sinar matahari dengan sawit tenera.
- Jika sawit dura dijual secara terpisah, mereka akan dijual dengan harga rendah, dan investasi pada pupuk tidak akan membawa hasil apa-apa

Kesimpulan

Pilihan ini tidak bisa disebut sebagai sebuah solusi dan hanya akan terlihat menguntungkan jika pihak pabrik tidak melakukan pemisahan antara tandan dura dan tenera. Pilihan bisa bermanfaat jika diterapkan di perkebunan lama (lebih dari 15 tahun setelah penanaman awal) yang akan bisa melakukan penanaman kembali secepatnya. Pada dasarnya, selama tandan dura bisa dijual ke pihak pabrik seolah-olah dianggap sebagai tenera atau dengan sedikit penurunan harga, kebanyakan petani akan melakukan hal ini sebagai pilihan umum untuk manajemen mereka.

Sumber

Penjelasan tentang Penanganan sawit dura diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum by Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, and Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 1: Material Tanaml untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png