Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Penanaman tanaman penutup tanah

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan

Tujuan

Membuat penutup tanah dengan menggunakan tanaman lunak secara rapat dalam area perkebunan untuk:

  • Mencegah erosi tanah
  • Untuk menjaga tingkat kelembaban tanah
  • Mencegah hilangnya unsur hara tanah
  • Menarik sebanyak mungkin predator alami musuh hama
  • Memudahkan akses masuk ke dalam perkebunan
  • Memudahkan dan mempercepat proses penyiangan gulma

Standarisasi

  • Tanaman penutup  berkualitas bagus yang ditempatkan di semua bagian di gawangan
  • Penanaman tumbuhan polongan di area-area yang memungkinkan
  • Tanaman yang berada di gawangan dipotong setinggi lutut
  • Bebas gulma batang kayu atau jenis gulma yang merugikan lainnya di seluruh areal perkebunan

Waktu pelaksanaan

  • Pada saat proses tanam, atau di awal proses rehabilitasi, setelah pembasmian gulma yang merugikan
  • Tidak pada saat puncak musim hujan ataupun saat puncak musim kemarau

Frekuensi

  • Pengadaan tanaman polongan sebagai penutup tanah, dilakukan hanya satu kali di sepanjang umur perkebunan
  • Perawatan tanaman penutup tanah setiap 6 bulan sekali

Kebutuhan waktu tenaga kerja

  • Perbaikan aplikasi fosfat: sehari per hektar
  • Penaburan bibit tanaman polongan penutup tanah atau gulma lunak lainnya: 1-4 jam per hektar, tergantung dari luasnya lahan yang terbuka
  • Memangkas vegetasi di area gawangan: setengah hari per hektar

Peralatan dan perlengkapan

• Pupuk fosfat: 500–-1000 kg/ha • Cangkir/ember takar untuk pupuk • Parang • Benih tanaman penutup tanah: biasanya diperlukan 1 – 2 gram per 10 meter persegi (1-2 kg per hektar)

- Calopogonium caeruleum: 1—1.5 kg per hektar 1
- Calopogonium mucunoides: 1—3 kg per hektar 2
- Pueraria phaseloides (juga dikenal sebagai Pueraria javanica): 3—4 kg per hektar 3
- Mucuna bracteata: 200—300 g per hektar 4
Figure 14: Mature plantation with a vigorous cover of Calopogonium caeruleum
Figure 15: Good cover of soft weeds (Nephrolepis ferns)

Tenaga kerja

Petani dan keluarganya atau karyawan harian lepas

Cara pelaksanaan

Aplikasi pupuk fosfat

Jika terdapat banyak gulma merugikan di areal perkebunan (alang-alang,melastoma, dicranopteris) maka kualitas tanah akan mengalami defisiensi-fosfor. Gulma yang menguntungkan semacam pakis dan polongan dapat tumbuh lebih baik di tanah yang kaya-fosfor.

Untuk membantu pertumbuhan gulma baik dan mengurangi pertumbuhan gulma merugikan, maka penggunaan pupuk fosfat akan sangat berguna dengan penghitungan berikut:

  • 500 kg/ha pupuk P cair (TSP, SP—36)
  • 500—1000 kg/ha rock phosphate reaktif

Semprotkan secara merata pupuk P ke seluruh areal perkebunan, khususnya pada bagian gawangan dan gawangan mati.

Menanam tanaman polongan penutup tanah atau gulma lunak lainnya

Tabel 3: Daftar tanaman polongan penutup tanah yang paling umum digunakan di perkebunan dan beberapa sifat-sifatnya 5

Nama Toleransi Terhadap Keteduhan Cara penebaran benih Sifat lainnya
Calopogonium caeruleum Sangat toleran Memerlukan skarifikasi Sangat produktif, toleran terhadap lokasi dengan tingkat keteduhan tinggi; Gambar 14
Mucuna bracteata Toleran Memerlukan proses persemaian dan kemudian ditaman; keuntungan dari proses inokulasi Pengikat unsur Nitrogen yang baik, penutup tanah yang baik, mencegah erosi tanah
Calopogonium mucunoides Cukup toleran Memerlukan skarifikasi Spesies pionir; rentang hidupnya pendek
Pueraria phaseloides Cukup toleran Memerlukan skarifikasi Pertumbuhannya cepat, sangat bisa dikonsumsi untuk ternak

Tanaman polongan penutup tanah paling baik ditanam pada masa persiapan lahan, saat semua gulma yang ada telah dibersihkan. Jika di areal tersebut masih terdapat banyak gulma, tanaman ini akan masih bisa tumbuh, namun penyiangan selektif gulma akan menjadi sangat sulit. Di areal perkebunan dimana pembersihan gulma menjadi hal yang normal, tanaman polongan penutup tanah bisa langsung ditanam setelah proses penyemprotan. Untuk proses penaburan atau penanaman benih tanaman penutup tanah ini, ikuti langkah-langkah di bawah ini:

Langkah 1. Pilih jenis tanaman penutup tanah yang tepat (lihat Tabel 3). Bisa diselang-seling untuk meningkatkan peluang pengadaan penutup tanah seperti yang diharapkan.
Langkah 2. Lakukan proses skarifikasi benih jika diperlukan. Proses skarifikasi diperlukan untuk menyisihkan cangkang benih, sehingga benih bisa berkecambah lebih cepat dan bersama-sama. Proses skarifikasi bisa dilakukan secara mekanis (dengan menggunakan kertas gosok), dengan menggunakan asam belerang 70%, atau dengan menggunakan air panas 6. Penggunaan asam belerang merupakan metode yang paling umum dan paling efektif digunakan, namun zat asam ini tidak selalu tersedia secara luas dan termasuk dalam zat kimia berbahaya, yang juga akan menyulitkan proses pembuangannya setelah digunakan. Dengan begitu, metode skarifikasi mekanis atau penanganan dengan air panas lebih direkomendasikan.

Untuk metode skarifikasi mekanis, gunakan cara-cara berikut ini:

  • Tempatkan benih di meja diantara 2 lembar kertas gosok
  • Lakukan gerakan memutar kecil dengan menggunakan kertas gosok, pertama 1 arah dan kemudian sebaliknya
  • Tidak perlu mengupas cangkang benih sepenuhnya, yang diperlukan hanya celah dalam agar air bisa masuk

Untuk proses skarifikasi menggunakan air panas, cobalah cara berikut untuk sekumpulan kecil benih saja 7:

  • Panaskan air hingga mendidih dalam wadah
  • Angkat wadah dari tungku dan biarkan dingin hingga 75°C (periksa suhu air dengan menggunakan termometer dapur)
  • Masukkan benih ke dalam air dan aduk selama 3 menit
  • Sisihkan benih dan bilas dengan air dingin, atau biarkan tetap di air panas hingga dingin keesokan harinya
  • Tebarkan benih di hari berikutnya, atau jemur segera di untuk mencegah pembusukan atau menjadi berkecambah

Suhu optimal dan waktu merendam benih bervariasi antar spesies tanaman satu dengan lainnya; jika proses pencambahan tidak bagus, maka direkomendasikan untuk mencoba suhu berbeda dan ketahui proses mana yang paling baik dilakukan.

Langkah 3. Sebar benih di areal perkebunan, pada tanah terbuka atau di area yang baru saja disiangi. Mulai dengan area kecil terlebih dahulu untuk mengetahui apakah benih tersebut bisa tumbuh dengan efektif.

Terlepas dari penanaman tanaman penutup tanah, populasi tumbuhan pakis Nephrolepis juga bisa semakin meningkat (Gambar 15). Untuk mencapai hal ini, tarik tumbuhan pakis dari batang pohon sawit (hingga akar dan bagian lainnya) dan buang di area gawangan. Beberapa dari tumbuhan ini akan tetap hidup dan mulai tumbuh. Kondisi dari adanya tandan buah segar yang kosong justru akan meningkatkan pertumbuhan pakis Nephrolepis.

Memangkas vegetasi gawangan pada ketinggian lutut

  • Setiap 6 bulan sekali, pangkas semua vegetasi gawangan pada ketinggian lutut menggunakan parang.
  • Catatan: di beberapa areal perkebunan, pembiaran tumbuhan pakis hingga tumbuh menjalar di area gawangan mati hingga tinggi 1 m dianggap sebagai kondisi yang bagus.
Tanggal Jam Lokasi Aktivitas Tipe input Jumlah input Biaya input Input tenaga kerja Ongkos tenaga kerja
Karyawan Jam kerja
16/01/13 Ancak 3 Aplikasi pupuk P Rock phosphate 1000 kg 1500000 2 4 80000
20/01/13 Ancak 3 Penebaran benih tanaman polongan Benih polongan 2 kg 400000 2 4 80000

Referensi

  1. Tropical Forages, Calopogonium caeruleum, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Calopogonium_caeruleum.htm, Accessed September 2013.
  2. Tropical Forages, Calopogonium mucunoides, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Calopogonium_mucunoides.htm, Accessed September 2013.
  3. Tropical Forages, Pueraria phaseoloides, http://www.tropicalforages.info/key/Forages/Media/Html/Pueraria_phaseoloides.htm, Accessed September 2013.
  4. Covercrops.org, 2014, Mucuna bracteata, Nadampadom Rubber Estate, Kerala, India, http://www.covercrops.org/mucunabracteata.php, Accessed September 2013.
  5. Sime Darby, Leguminous Cover Crop Seeds, Sime Darby Agro-Bio Sdn Bhd, Subang Jaya, Malaysia
  6. P.J. Argel, C.J. Paton, Overcoming legume hardseededness, in: Forage Seed Production, Volume 2, CABI Publishing, Wallingford, 1999, pp. 247—265.
  7. I.F. Hanum, L.J.G. Van der Maesen, PROSEA: Plant Resources of South-East Asia 11, Auxiliary Plants, Prosea Foundation, Bogor, Indonesia, 1997.

Sumber

Penjelasan tentang Penanaman tumbuhan penutup tanah diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 3: Pemeliharaan Perkebunan untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png