Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan / Aplikasi pupuk--Latar belakang

From Akvopedia
Jump to: navigation, search
English Indonesia
SNV logo.png
Wageningen small.png

Unduh: Modul 4: Aplikasi Pupuk

Kelapa sawit membutuhkan unsur hara yang cukup, dalam tingkat keseimbangan yang tepat, untuk memproduksi hasil panen yang diinginkan dan tetap sehat dalam jangka panjang. Pada dasarnya tanah sudah mengandung unsur hara, umumnya tidak dalam keseimbangan yang tepat dan umumnya tidak tersedia unsur hara yang cukup untuk kelanjutan pertumbuhan kelapa sawit dan produktivitasnya. Unsur hara juga perlahan hilang pada saat buah sawit dipanen dan diangkut, dan tertahan di batang dan akar kelapa sawit yang sedang tumbuh.

Tabel 1: Penghilangan dan immobilisasi unsur hara pada tanah mineral

Nama unsur hara Senyawa Penghilangan unsur hara (kg/ha/tahun) dalam kurun 2 kali panen
18—24 t/tahun TBS > 24 t/tahun TBS
Nitrogen N 80—110 1 > 110
Fosfor P2O5 (43.7% P) 30—37 1 > 37
Potasium K2O (83% K) 150—180 1 > 180
Magnesium MgO (60% Mg) 20—30 2 > 30
Boron B Trace Trace

Untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan kelapa sawit dan produksi buahnya, maka pemakaian pupuk menjadi penting. Beberapa hal penting yang perlu dipahami dalam hubungannya dengan produksi kelapa sawit dan aplikasi pupuk antara lain:

  • Unsur hara pokok yang dibutuhkan oleh semua tanaman kelapa sawit adalah nitrogen (N), fosfor (P), potasium (K), dan magnesium (Mg).
  • Tanaman kelapa sawit umumnya juga memerlukan sejumlah kecil unsur boron (B).
  • Pada tanah gambut, biasanya sangat membutuhkan proses pemupukan dengan menggunakan tembaga (Cu) dan seng (Zn).
  • Unsur hara lainnya, seperti kalsium (Ca), belerang (S), mangaan (Mn), besi (F) dan klorin (Cl) sangat penting , namun tidak terlalu dibutuhkan dalam penggunaaannya sebagai pupuk.
  • Jika kandungan unsur hara di dalam tanah tersedia dalam jumlah yang terlalu besar, unsur ini bisa meracuni kelapa sawit.
  • Material organik tanah bisa ditingkatkan melalui manajemen yang bagus, dan sangat penting bagi kualitas tanah dan efisiensi penggunaan pupuk (lihat Bagian 2).
  • Pemupukan kelapa sawit memakan biaya yang sangat besar; bisa menghabiskan hampir 60% dari total biaya yang dikeluarkan!
  • Jika proses pemupukan dilakukan dengan cara yang salah, hingga 50 persen dari unsur hara bisa hilang.Artinya, lebih banyak uang dihabiskan untuk pembelian pupuk yang tidak ada manfaatnya bagi kelapa sawit, dan tidak pula menambah hasil panen.
  • Pupuk harus diaplikasikan secara efektif dan efisien, mengacu pada prinsip '4 R':
- Right type (jenis yang benar)
- Right amount (takaran yang benar)
- Right time (pemilihan waktu yang benar)
- Right place (tempat yang benar)
  • Perbedaan usia kelapa sawit akan membutuhkan penggunaan jumlah pupuk yang berbeda pula. Kebutuhan pupuk tidak hanya tergantung pada perbedaan usia kelapa sawit, namun juga pada:
- Jenis tanah (khususnya tanah mineral atau gambut)
- Kesuburan tanah (unsur hara dan material organik yang terkandung dalam tanah)
- Material tanam
- Hasil panen yang diperoleh
  • Saat memutuskan kebutuhan jumlah pupuk yang akan diaplikasikan, diperlukan juga saran atas hal ini dari beberapa pihak berikut:
- Penyuluh;
- Teknisi ahli kemitraan;
- Petani dengan reputasi terbaik di kawasan itu;
- Perusahaan perkebunan sekitar (saat harga pupuk menjulang tinggi, mereka bisa memberikan informasi atas keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan atas kondisi yang dihadapi, yang merupakan perbandingan antara N, P, K, dan Mg. Perusahaan perkebunan juga dapat memberikan informasi tentang jenis pupuk terbaik dan pemilihan waktu terbaik dalam proses pengaplikasiannya);
- Buku panduan dan informasi lainnya yang tersedia;
- Dengan melakukan eksperimen sendiri.
Melakukan eksperimen secara mandiri untuk mengetahui kebutuhan pupuk

Hasil panen yang meningkat setelah aplikasi pupuk dapat diujikan pada kelompok kecil sawit dengan jumlah minimal 36 pohon.

Dampak awal bisa terlihat setelah eksperimen setelah 6 bulan hingga 1 tahun dan termasuk didalamnya hasil berikut:

  • Tandan menjadi lebih besar
  • Tandan masak memiliki warna yang berbeda
  • Penurunan/hilangnya gejala merosotnya unsur hara
  • Kanopi terlihat lebih rapat (pelepah sawit jadi lebih lebar)

Jika eksperimen ini dilanjutkan hingga 3 tahun, dampak sepenuhnya akan terlihat, termasuk didalamnya hasil berikut:

  • Hasil panen yang lebih baik
  • Tandan lebih banyak
  • Tandan lebih besar
  • Gejala penurunan unsur hara benar-benar hilang
  • Kanopi terlihat lebih rapat (pelepah sawit jadi lebih besar)
  • Pohon sawit tumbuh lebih tinggi dengan batang yang lebih besar di bagian puncak

Sangat penting untuk mencatat setiap proses aplikasi pupuk dan perolehan hasil panen untuk memutuskan apakah eksperimen yang dilakukan berhasil atau tidak. Jika aplikasi pupuk berhasil, maka hal ini bisa diterapkan untuk seluruh areal perkebunan.

Sebelum mengaplikasikan pupuk, perlu memastikan kondisi perkebunan sesuai urutan di bawah ini:

  • Konservasi saluran air dan tanah telah dikerjakan;
  • Cara pemeliharaan perkebunan sudah memenuhi standarisasi;
  • Gulma pengganggu telah disingkirkan.

Infromasi dalam bab ini akan membantu Anda untuk memutuskan jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan untuk diaplikasikan ke perkebunan Anda dan bagaimana cara pengaplikasiannya secara tepat.

Referensi

  1. 1.0 1.1 1.2 K.J. Goh, R. Hardter, General Oil Palm Nutrition, (2003).
  2. I. Rankine, T.H. Fairhurst, Management of phosphorus, potassium and magnesium in mature oil palm, Better Crops International, 13 (1999) 6.

Sumber

Penjelasan tentang Aplikasi pupuk–-Latar belakang diambil dari Smallholder Oil Palm Handbook dan dirangkum oleh Lotte Suzanne Woittiez (Wageningen Universit) dan Haryono Sadikin, Sri Turhina, Hidayat Dani, Tri Purba Dukan, dan Hans Smit (SNV) pada bulan Agustus 2016. Lihat Modul 4: Aplikasi Pupuk untuk informasi lebih lanjut.

SNV logo.png
Wageningen university logo.png